Tradisi Ruah di Desa Tumbuh Mulia
Marhaban Ya, Ramadan
Ayam berkokok. Matahari mulai terbit di ufuk timur. Warna jingga menghiasi di langit timur. Wangi bunga-bunga jagung dan basah rerumputan terlihat segar menghiasai pandangan mata. Ini adalah hari pertama bulan Suci Ramadan di tahun 1437 H. Marhaban Ya, Ramadan.
Sejak kemarin sore masyakat di desaku telah mulai disibukkan oleh satu kegiatan. Yakni suatu rutinitas yang biasa dilakukan setiap awal hari bulan Ramadan. Sebagai suatu suanatan hasanatan. Berupa iringan doa dan zikir kehadirat Illahi Robbi, yang ditujukan kepada orang-orang tercinta, baik yang sudah meninggal dunia maupun yang masih hidup, bahkan untuk diri sendiri. Maka lantunan zikir berkumandang di hari terakhir bulan Sya’ban, sebagai wujud rasa syukur atas datangnya bulan Suci Ramadan.
Merupakan sebuah tradisi yang selalu dihukum sunnat oleh masyarakat di desa kami. Maka tidak afdhal rasanya bila tidak mengadakan zikiran pada hari terakhir bulan Sya’ban, sehingga orang-orang menyebutnya sebagai acara “ruah”.
Alhamdulillah kami sekeluarga pun mampu menuntaskan kewajiban sebagai warga masyarakat untuk menghidangkan semangkuk atau dua mangkuk makanan kepada jamaah. Ini merupakan berkah rezeki di bulan mulia. Tanpa terasa bulan Ramadan pun tiba dengan wangi semerbaknya yang tiada tara.
Kumandang azan bertubi-tubi dari segala penjuru. Semua ikut melaksanakan salat jamaah. Masjid-masjid, langgar-langgar ramai dikunjungi oleh kaum muslimin. Tua-muda, laki perempuan yang tidak berhalangan, selalu ambil bagian pada tiap sap salat. Begitu selesai jamaah Isya, lalu dilanjutkan dengan salat tarawih berjamaah. Sungguh suatu kemuliaan di bulan Suci Ramadan yang selalu membuat orang-orang berenergi untuk melakukan rukuk dan sujud. Maha Benar Allah dengan segala Firmannya.
Bulan Ramadah adalah bulan yang terasa begitu nikmat. Kenikmatannya terasa hingga ke sum-sum tulang. Beda dengan bulan-bulan lainnya, bulan Ramdan tidak membuat hati gundah gulana, namun sebaliknya, ketenangan dan ketentraman selalu terjaga di dalam jiwa-jiwa yang beriman.
Marhaban Ya, Ramadan..
Ayam berkokok. Matahari mulai terbit di ufuk timur. Warna jingga menghiasi di langit timur. Wangi bunga-bunga jagung dan basah rerumputan terlihat segar menghiasai pandangan mata. Ini adalah hari pertama bulan Suci Ramadan di tahun 1437 H. Marhaban Ya, Ramadan.
Sejak kemarin sore masyakat di desaku telah mulai disibukkan oleh satu kegiatan. Yakni suatu rutinitas yang biasa dilakukan setiap awal hari bulan Ramadan. Sebagai suatu suanatan hasanatan. Berupa iringan doa dan zikir kehadirat Illahi Robbi, yang ditujukan kepada orang-orang tercinta, baik yang sudah meninggal dunia maupun yang masih hidup, bahkan untuk diri sendiri. Maka lantunan zikir berkumandang di hari terakhir bulan Sya’ban, sebagai wujud rasa syukur atas datangnya bulan Suci Ramadan.
Merupakan sebuah tradisi yang selalu dihukum sunnat oleh masyarakat di desa kami. Maka tidak afdhal rasanya bila tidak mengadakan zikiran pada hari terakhir bulan Sya’ban, sehingga orang-orang menyebutnya sebagai acara “ruah”.
Alhamdulillah kami sekeluarga pun mampu menuntaskan kewajiban sebagai warga masyarakat untuk menghidangkan semangkuk atau dua mangkuk makanan kepada jamaah. Ini merupakan berkah rezeki di bulan mulia. Tanpa terasa bulan Ramadan pun tiba dengan wangi semerbaknya yang tiada tara.
Kumandang azan bertubi-tubi dari segala penjuru. Semua ikut melaksanakan salat jamaah. Masjid-masjid, langgar-langgar ramai dikunjungi oleh kaum muslimin. Tua-muda, laki perempuan yang tidak berhalangan, selalu ambil bagian pada tiap sap salat. Begitu selesai jamaah Isya, lalu dilanjutkan dengan salat tarawih berjamaah. Sungguh suatu kemuliaan di bulan Suci Ramadan yang selalu membuat orang-orang berenergi untuk melakukan rukuk dan sujud. Maha Benar Allah dengan segala Firmannya.
Bulan Ramadah adalah bulan yang terasa begitu nikmat. Kenikmatannya terasa hingga ke sum-sum tulang. Beda dengan bulan-bulan lainnya, bulan Ramdan tidak membuat hati gundah gulana, namun sebaliknya, ketenangan dan ketentraman selalu terjaga di dalam jiwa-jiwa yang beriman.
Marhaban Ya, Ramadan..
(Abduh)