PEMUDA DASAN TUMBU, MENUJU PERUBAHAN

Abduh Sempana
Dulu sudah tidak asing lagi bila pemuda dasan Tumbu itu dikatakan nakal-nakal. Sehingga pemuda dasan Tumbu saat itu mendapat predikat buruk, seperti p*m*b*k, p*nj*d*, p*r*s**h, p*ng*r*yok, dan sederet label t*b* lainnya. Padahal asumsi tersebut belum tentu benar. Karena sebetulnya lebih banyak pemuda yang berkelakuan positif . Sedangkan pemuda yang berkelakuan buruk mungkin hanya segelintir orang saja. Pepatah satu makan nangka, semua kena getahnya memang selalu melanda kaum muda dasan Tumbu ketika itu.

Tetapi kini, asumsi negatif  itu sedikit demi sedikit sudah mulai mengikis. Muda-mudi dasan Tumbu semakin banyak melakukan perubahan positif. Terutama dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan setiap malam. Muda-mudi banyak mengisi malam-malamnya dengan hiziban, brazanji, wirid dan lain-lain.

Kemudian di tahun ini telah dibentuk pula sebuah lembaga pemuda. Merupakan wujud dari tindakan positif  dalam rangka membentuk karakter pemuda, dan sekaligus meminilasir tingkat laju kenakalan remaja/pemuda yang ada di dasan Tumbu.

Pada rapat tindak lanjut, Sabtu (9/3), Kaharuddin S.Si selaku ketua Karang Taruna desa Tumbuh Mulia dalam sambutannya menyampaikan  bahwa hendaknya pemuda di dasan Tumbu bisa mandiri di segala aspek, jangan  kalah dengan pemuda luar. Pemuda dasan Tumbu harus mampu eksis dalam berkreasi dan berinovasi. Selanjutnya pemuda yang biasa dipanggil Kahar itu  juga mengatakan “Sudah saatnya pemuda dasan Tumbu bangkit dan jangan sampai ada lagi orang tua kita yang mengatakan bahwa kita itu “Anget-anget tain memek”(hangat-hangat tai ayam). Orang-orang tua semacam itu adalah orangtua yang tidak mendidik, orangtua yang suka menjatuhkan.” Imbunya. Sementara peserta rapat yang lain tertawa ngakak melihat gaya bicaranya yang terkesan lucu.

Sementara itu ketua pemuda terpilih Zommah Arizopa menyampaikan  hal terkait program yang dicanangkan yaitu terpokus pada bidang sosial. “Kita tidak perlu banyak program, sedikit tapi berjalan itulah yang kita inginkan.” Kata Ari bersemangat. “Adapun kegiatan yang akan kita jalankan yaitu fokus pada bidang sosial. Sedangkan bidang-bidang yang lain nanti menyusul setelah berjalannya bidang sosial ini” Tambahnya.

Mengenai bidang sosial tersebut Ari juga meyampaikan rincian kegiatannya antara lain menjenguk anggota pemuda yang terkena musibah (kecelakaan), membersihkan lingkungan dalam satu kali sebulan, berpartisipasi dalam gotong royong di masyarakat, membantu teman yang kawin, dan mengamankan lingkungan dengan mengatur waktu apel di wilayah dasan Tumbu.

Khusus masalah apel dibahas panjang lebar dan menuai banyak perdebatan. Terutama mengenai batas waktu yang ditentukan. Namun hadirin menyepakati beberapa hal sesuai dengan pandangan yang diungkapkan oleh M. Uzai, S.Pd selaku pimpinan rapat. “Kita batasi waktu apel di dusun kita ini hingga pukul 22.00 wita. Jika ada pemuda baik dari dalam maupun luar kampung yang melewati batas itu maka kita kasi dia teguran lisan untuk pertama kalinya, kemudian teguran tulisan  untuk kedua kalinya. Terakhir bila tetap tidak mengindahkan, maka kita panggil kedua orangtua mereka untuk dinikahkan.” Hadirin pun sontak bertepuk tangan tanda setuju.

Terakhir masalah incam yang juga tidak kalah perdebatannya. Namun berujung pada kesepakatan bahwa pemuda harus mengeluarkan iuran setiap bulan. Besaran iuran yang akan dikeluaran yakni Rp 2000 untuk kategori ramaja (13 – 17 tahun), dan Rp. 5000 untuk kategori pemuda (18 – 35 tahun). Dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk kegiatan sosial yang butuh pendanaan seperti menjenguk yang sakit, membantu yang kawin dan lain-lain.

Maka sudah bisa disimpulkan bahwa pemuda dasan Tumbu benar-benar berbenah. Mereka tidak ingin masa kelam dahulu terulang kembali. Masa-masa di mana pemuda dasan Tumbu identik dengan p*m*b*k. Walaupun sebenarnya hanya anggapan miring. Tetapi selalu menjadi catatan hitam bagi pemuda dasan Tumbu (Angkatan Baru) dan sempat membuat gerah.

 
Comments