Tradisi Cukuran Masal Tullab Baru Mahad Darul Quran walHadis Almajidiyah Assafiiyah Nahdlatul Wathan

Abduh Sempana
Tradisi Cukuran Masal Tullab Baru Mahad Darul Quran walHadis Almajidiyah Assafiiyah Nahdlatul Wathan

Penulis: Ahmad Muzanni

Saat ajaran baru telah tiba di Mahad Darul Quran walHadis Almajidiyah Assafiiyah Nahdlatul Wathan Anjani Lombok Timur Semua tullab dan tollibat baru akan melaksanakan cukuran masal untuk yang laki-laki dan yang perempuan akan di setempel  tangan atau di getok sedikit ketika beberapa hari sebelum zikrol hauliyah oleh masyaikh solatiyah makah al mukaromah dan masyaikh mahad. tradisi ini tiap tahun di adakan ketika telah datang murid baru di kampus mahad. inilah tradisi yang masih terjaga berpuluh –puluh tahun lamanya ketika pendiri mahad maulana syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid masih hayat. Tradisi ini di adakan dari tahun ke tahun setiap penerimaan tullab dan tholibat baru yang alhamdullah masih terjaga sampai sekarang.

Cukuran masal ini di wajibkan untuk semua tullab baru , kepala harus gundul (botak ) Bagi yang laki-laki. Sedangkan yang perempuan hanya di pegang kepalanya  saja. Cukuran masal ini mempunyai tujuan yang sangat baik dan segnifikan bagi tullab baru. Setidaknya ada lima alasan kenapa tullab baru melaksanakan cukkuran masal yang penulis rangkum dari masyaikh mahad dan teman-teman penulis antara lain yaitu:

Alasan pertama, menjaga sunatan hasanah dari pendiri mahad agar tetap di adakan dari awal berdiri sampai seterusnya . hal ini sangat penting untuk terus di jaga dan di wariskan, supaya anak cucu keturunan warga nahdlatul wathan yang masuk mahad tetap bisa merasakan cukuran masal saat pertama-tama masuk mahad.

Alasan kedua, untuk menghilangkan rambut-rambut sebelum masuk mahad yang di pakai sombong, maksiat atau di pakai untuk kezoliman. Dengan tumbuhnya rambut-rambut  baru tersebut semoga menjadi do’a  tumbuhnya akhlak-akhlak baru yang baik lagi suci dengan hilangnya rambut-rambut lama, akan ikut hilang pula akhlak-akhlak tidak baik yang melekat sebelum masuk mahad.

Alasan ketiga, sebagai tapa’ulan dengan tahlul yang di lakukan saat haji. Sebagai mana hikmah dari pada tahalul yang yang di lakukan oleh jamaah haji ketika cukur rambut rambut yaitu, untuk menghilangkan fikiran-fikiran yang kotor yang ada di otak manusia dan di harapkan juga maksiat yang bersumber dari kepala bisa di hilangkan bersama dengan rambut yang di cukur atau di buang. Maka maulana syaikh dalam melakukan tradisi cukuran masal di awal masuknya para tullab dan tollibat baru dengan harapan yang sama pada hikmah yang ada di tahalul ketika melaksanakan manasik haji.

Alasan keempat, supaya rajin menggunakan peci (kopiah) sebagai identitas santri serta menanamkan kebiasaan-kebiasaan berpeci bagi tullab-tullab baru, yang sebelumnya tidak  pernah menggunakan peci ketika sebelum masuk mahad , supaya mereka terbiasa ketika pulang ke kampung halaman, sebagai mana ketika kita ketahui bahwa peci (kopiah)  merupakan identitas tullab yang bertujuan untuk menghormati ilmu itu sendiri.

Alasan kelima, untuk mengharapkan barokah dari masyaikh-masyaikh sholatiyah dan masyaikh-masyaikh mahad. Hal yang maklum terjadi ketika acara cukuran masal ini adalah banyak tamu dari ulama makah al mukaromah yang datang berziarah ke Lombok  tepatnya para masyaikh solatiyah, bukan hanya berkunjung biasa dan akan tetapi ikut dalam acara cukuran masal dan zikrol hauliyah mahad di anjani. Dengan keikut sertaan para ulama dari mekah almukaromah dan para masyaikh mahad, hal tersebut akan memberikan barokah bagi para tullab dan tholibat baru.

Demikian ulasan yang dapat penulis sajikan dalam tulisan kali ini. sungguh beruntung tullab dan tholibat baru  masuk ke perguruan tinggi mahad darul quran wal hadits nahdlatul wathan anjani Lombok timur. Karena dapat merasakan dan melaksanakan tradisi yang baik inidapat menjadi sebuah pelajaran dan semangat baru untuk tullab dan tholibat  yang menempuh pendidikan di kampus mahad tercinta ini.

Comments