Kegiatan MOS yang Menegangkan | Cerita Pendek Karya Siswa
Kegiatan MOS yang Menegangkan
Karya : Rindiani Rossalinda (25)
Di suatu hari, ada seorang anak yang sangat baik, suka menolong, dan penyayang. Dia tinggal bersama orangtua di Praya. Dia bernama Laela Asparini. Dia biasa dipanggil Laela. Dia merupakan anak pertama dari pasangan Muhammad Yuzaul dan Rispita Aini. Dia memiliki adik laki-laki dan adik perempuan yang masing-masing bernama Muhammad Zaenal dan Vina Ananda.
Laela merupakan anak terpelajar. Saat ini, ia baru saja tamat dari SMPN 1 Mataram. Ia sangat gigih sekali dalam mencari sekolahnya yang baru karena, sekolah yang ingin ia masuki adalah sekolah yang bisa membantunya saat kuliah atau universitas nanti. Yakni, sekolah yang memiliki akreditas yang tinggi dan bermutu bagus. Setelah beberapa hari, ternyata ada yang membuat hatinya mengganjal dan membuatnya sedih. Dia baru saja mengetahui bahwa orangtuanya secara diam-diam mencarikan sekolah untuknya. Dan dia pun sangat kecewa sekali kepada orangtuanya.
“Kamu lagi ngapain Laela?” Tanya Ibunya kepadanya sambil duduk di dekatnya.
“Ndak ada kok, Bu,” jawab Laela dengan cemberut.
“Kok, cemberut gitu sih, ada apa? coba cerita sama Ibu?” Tanya Ibunya kepadanya lagi.
“Mmmm…., begini Bu, kenapa Ibu dan Bapak langsung mencari sekolah untukku? Tanya Laela kepada ibunya.
“Oooo… itu. Ibu sama Bapak mencarikan sekolah yang bagus untukmu, supaya nantinya kamu tidak ceroboh memilih sekolah dan saat kamu masuk universitas itu menjadi mudah,” jawab Ibunya.
“Kenapa bisa begitu, Bu?” Tanya Laela kepada ibunya lagi.
“Iya, memang begitu kalau universitas sekarang mencari sekolah yang akreditasnya tinggi. Misalnya ada sekolah yang memiliki murid sangat berprestasi dan sekolahnya itu menjadi sekolah terfavorit se-Kabupaten karena unggul prestasinya. Maka dari itulah universitas percaya akan keahlian masing-masing dari murid tersebut, nah seperti itu,” jawab ibunya.
“Ooooo.. begitu,” sahut Laela sambil menganggukkan kepalanya.
“Nah dari itu, Ibu dan Bapak mencarikan sekolah yang bagus dan sesuai dengan bakatmu di sekolah itu nantinya,” kata ibunya.
“Terus, apa aku tidak bisa mencari sekolah sendiri, Bu?” Tanya Laela kepada ibunya.
“Bisa kok. Tapi, kan lebih baik jika Ibu dan Bapak mencarikan untukmu,”kata Ibunya.
“Ngomong-ngomong, dimana kira-kira aku akan bersekolah, Bu? Tanya Laela kepada Ibunya lagi.
“Kami sudah mencari sekolah bagus untukmu, yakni SMAN 5 Mataram dan SMAN 2 Mataram,” jawab Ibunya.
“Woww…. persis sekali dengan sekolah yang aku inginkan, Bu,” sambil terkejut Laela mendengarnya.
“Jadi, kamu setuju untuk bersedia bersekolah diantara kedua sekolah itu? Tanya Ibunya.
“Setuju banget, Bu. Terutama SMAN 5 Mataram,” kata Laela kepada Ibunya.
“Lalu, kapan aku akan pergi mendaftar, Bu?” Tanya Laela kepada Ibunya.
“Mungkin, Senin depan kamu bisa mulai mendaftar,” jawab Ibunya.
“Oke, kalau begitu…. O, iya Bu. Bolehkan senin depan aku ditemani mendaftar oleh Bapak?” Tanya Laela kepada Ibunya.
“Boleh kok, tapi coba tanya Bapakmu dulu, mungkin ia punya kerjaan saat hari itu? Tanya Ibunya.
“Oke, Bu,” jawab Laela dengan gembira.
Laela pun langsung pergi mencari Bapaknya dan bicara tentang hal yang tadi. Setelah berbicara dengannya, Bapaknya pun langsung setuju dengan hal itu.
***
Setelah melewati beberapa hari, tiba sudah saatnya. Yakni, hari Senin 8 Juni 2016, dimana itu merupakan hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh Laela. Yakni hari pendaftaran kecalon sekolah barunya, Laela pun langsung memberitahu Bapaknya tentang hari ini. Laela pun langsung bersiap-siap menuju calon sekolahnya bersamaan dengan Bapaknya. Sekolah yang pertama kali mereka datangi adalah SMAN 5 Mataram.
Laela pun membawa syarat pendaftaran juga yakni 2 buah fotocopy raport kelas 9, 1 buah fotocopy kartu keluarga, dan lain-lain. Sesampainya disana, Laela akan menyerahkan persyaratan. Akan tetapi, Laela harus mengantri karena ada begitu banyak siswa siswi yang ingin mendaftar di sekolah itu. Setelah selesai mendaftar, Laela menerima surat pernyataan peserta daftar dan itu harus dibawa saat akan melakukan tes masuk.
Kemudian Laela dan Bapaknya pergi ke sekolah yang kedua yakni SMAN 2 Mataram. Kalau di sana dengan persyaratan berupa 2 ubah fotocopy raport kelas 9, 1 buah fotocopy kartu keluarga, kalau ada piagam penghargaan apapun itu dibawa tapi harus yang asli dan untungnya aku memiliki 3 buah piagam Basketball saat SMP dulu. Sesampainya disana, Laela langsung ternganga melihat sekolah tersebut. Laela begitu terkejut melihat banyaknya siswa siswi yang mendaftar dan dia langsung ke panitianya untuk menyerahkan persyaratan tersebut. Akan tetapi, karena begitu banyaknya siswa siswi yang mendaftar. Jadi, Laela harus menunggu lama untuk bisa menyerahkan persyaratan.
Setelah beberapa jam kemudian, Laela langsung berbaris atau mengantri karena sudah tidak terlalu banyak siswa siswi yang mengantri. Laela pun langsung menyerahkannya kepada panitianya. Kemudian, dia mendapatkan surat penyataan peserta daftar.
“Ini Nak, surat peserta daftarnya,” kata seorang panitia wanita dengan menyodorkan surat tersebut kepada Laela.
“Terimakasih, Bu,” sahut Laela.
“Jangan lupa ya, untuk dibawa saat penentuan lulus atau tidaknya siswa siswi,” kata seorang panitia wanita itu lagi.
“Iya, Bu (sambil memikirkan sesuatu). Tetapi, kenapa saya tidak membawanya saat melakukan tes saja, Bu?” tanya Laela kepada panitia wanita itu lagi.
“Begini Nak. Kalau disini tidak perlu mengikuti tes. Dan itu memang sudah kewenangan di sini,” Jawab panitia wanita itu.
“Ooooo…. Begitu,” kata Laela.
“Iya,” kata panitia wanita itu.
“Kalau begitu, saya dan Bapak saya pulang dulu Bu,” sahut Laela.
“Iya silakan,” dengan sopan panitia itu mempersilakannya pulang.
Laela dan Bapaknya pun langsung pulang.
***
Saat waktunya melakukan atau mengerjakan tes tulis masuk di SMAN 1 Mataram, Laela berada di ruang yang ke-7. Begitu banyak siswa siswi yang ikut mendaftar di SMA ini kurang lebih mulai dari ruang ke-1 sampai ke-12. Setelah melakukan atau mengerjakan tes tulis, Laela pun harus saat itu juga melakukan tes praktik yakni mengaji bagi siswa siswi yang menganut agama islam. Saat itu, pak guru atau yang menilai mengaji kami masuk ke dalam kelas.
Seiring waktu, siswa siswi maju 2 orang untuk dinilai. Suara merdu pun terdengar langsung dari kelas kami yakni seorang perempuan yang sangat bagus sekali irama lagu mengajinya. Dan saat namanya Laela disebut, Laelapun maju dan memulai untuk mengaji, suaranya merdu sekali. Sangat enak dan damai rasanya saat didengar dengungan-dengungan ayat-ayat Al-Qur’an keluar dari mulut seorang umat manusia. Kemudian, ada pengumuman dari Ibu panitia yang sumber suaranya terdengar dari speaker yang terletak di pojok kanan atas.
“Bagi anak-anakku yang ingin melihat kelulusannya, harap dibuka melalui link di internet dengan menulis (Ppdb.Smanfiram.com). Setelah anda mengklik link tersebut muncul identitas anda. Masukkan nama dan No. NISN anda. Setelah itu, muncullah nilai dan rangking anda. Oke terimakasih.”
Setelah selesai tes, Laela pun langsung dan dijemput oleh Bapaknya. Dia sangat tegang sekali karena ini untuk menentukan lulus atau tidaknya seorang siswa siswi yang mengerjakan, baik itu tes tulis maupun tes praktik.
Besoknya, ia mendengar bahwa teman-temannya yang mendaftar di sekolah yang sama dengannya sudah lulus. Laela pun langsung membuka internet dan menulis apa yang disebutkan oleh Ibu panitia tadi. Dia pun melihat bahwa dia juga lulus dan mendapatkan nilai 8,50 menempati rangking atau juara ke-15. Dia sangat senang sekali, karena sudah lulus di sekolah yang dia inginkan. Sementara itu, dia juga lulus di SMAN 2 Mataram. Dan dia belum menerima piagam aslinya, ia sangat takut bahwa nantinya sekolah itu tidak akan memberikan piagam aslinya.
Ada juga temannya yang sama lulus di SMAN 5 Mataram yang juga mendaftar di sekolah itu, misal namanya A. Saat A ingin mengambil piagam aslinya dia pergi ke ruang guru bersama dengan temannya. Saat A meminta piagamnya kembali, ia mengatakan kepada salah satu guru yang ada disana bahwa ia sudah lulus di SMAN 5 Mataram. Guru itu sangat marah, dan memberinya piagam si A serta langsung megusirnya dari ruang guru.
Laela sangat terkejut mendengar hal itu, dan ketiga piagamnya berada di sekolah itu. Sehingga, Laela pergi ke sekolah itu ditemani oleh Bapaknya. Saat sudah tiba di sekolah itu, dia dan Bapaknya langsung pergi ke ruang guru.
“Assaamualaikum Wr. Wb.” Salam Bapak Laela.
“Waalikumussalam Wr. Wb., ada keperluan apa ya Bapak kemari?” Balas seorang guru.
“Ini saya ingin mengambilkan anak saya piagamnya,” kata Bapak Laela.
“Oooo.. Bapak bisa mengambilnya nanti ketika anak Bapak sudah daftar ulang,” kata guru tersebut.
“Oooo… O, iya. Begini Pak, anak saya ini sudah daftar di SMAN 5 Mataram dan lulus disana. Dia ingin bersekolah disana, padahal saya ingin dia bersekolah disini,” kata Bapak Laela.
“Oooo…. tidak papa Pak, bagus itu Nak. Tingkatkan ya! Ini piagamnya pak,” sahut guru tersebut.
“Iya, Pak. Terimakasih,” jawab Laela.
“Kalau begitu saya ingin pamit dulu bersama anak saya, Assaamualaikum Wr. Wb.,” Salam Bapak Laela.
“Waalikumussalam Wr. Wb.,” Balas guru tersebut.
Laela dan Bapaknya pun langsung pulang. Sesampainya di rumah, dia mengatakan sesuatu kepada orangtuanya.
“Ibu, Bapak, kalau aku sekolah nanti di SMAN 5 Mataram, apakah aku akan bolak-balik Mataram atau ngambil kos?” tanya Laela kepada orangtuanya.
“Pastinya ngambil koslah, kan rumah kita jauh Praya lagi. Kami sudah memesankan kamu kos yang berada di belakang sekolahmu,” jawab Ibunya Laela.
“Okelah kalau begitu. Terimakasih Ibu, Bapak,” kata Laela dengan senang.
***
Besoknya, Laela diantar ke Mataram yang ditemani oleh Ibu, adik perempuan, adik laki-laki dan Bapaknya. Karena tinggal 2 hari lagi Laela akan masuk ke sekolah untuk melakukan MOS (Masa Orientasi Siswa). Setelah beberapa jam di perjalanan, Laela dan keluarganya tiba di kosnya. Di sana ada 2 teman yang sangat ia kenal yakni teman grup basketnya dan mereka juga ikut lulus bersamanya.
Mereka bernama Vita Aspari dan Mia Maulani. Grup Laela biasa dipanggil THE CIMAGE (Ingin tahu kan apa kepanjangannya? Nanti dulu ya! Lanjut dulu cerita ya!). Dia sangat senang sekali karena di kosnya ada teman-temannya yang bisa selalu membantunya saat meminta pertolongan.
“Laela, Ibu sama Bapak pulang dulu ya, baik-baik disini, kalau ada temannya butuh pertolongan dibantu ya!” saran Ibunya kepadanya.
“Hati-hati Ibu, Bapak,” kata Laela kepada orangtuanya.
“Bye,” kata orangtuanya kepada Laela.
“Bye, Mom,Dad,” balas Laela.
Setelah beberapa menit, Ibu dan Bapak Laela meninggalkan halaman kosnya Laela. Tiba-tiba, Vita dan Mia datang berkunjung ke kamar Laela.
“Hai, gimana kabarnya?” tanya Vita kepada Laela.
“Ya….seperti yang kamu lihat sekarang, aku baik-baik saja kok, sehat walafiat. Kalo kalian gimana kabarnya?” jawab Laela.
“Same with you,” kata Vita dan Mia.
“Kapan kalian datang dan sama siapa kalian ke sini?” tanya Laela.
“Oooo… kan lu tahu kalo rumah Vita sama aku agak dekat dikitlah, jadi tadi kami berangkat samaan,” jawab Mia.
“Mmmmm… gak sabar rasanya mau masuk ke sekolah kita tercinta,” kata Laela.
“Iya nih…. Ayo semangat!” kata Vita memberi semangat.
***
Pagi sekali ketiga sahabat itu berangkat dari kosnya. Yakni sekitar jam 05.30 WITA. Dan saat tiba di sekolahnya, banyak sekali murid baru yang berdatangan. Kami dibina oleh beberapa OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Saat itu juga, kami dibagikan kelas masing-masing oleh ketua OSIS dan Laela berada di kelas X MS 5 yang tiap kelas diberi nama gugus. Laela mendapat kelas di gugus V atau 5.
Di sana ada 1 teman yang sangat Laela kenal yakni teman SMP-nya. Di sana juga banyak sekali teman-teman yang bisa berkenalan dengan Laela. Atau Laela yang bisa berkenalan dengan temannya yang lain. Saat itu, kami tiap gugus harus menentukan siapa ketua atau pemimpin dari gugus masing-masing.
“Teman-teman salam kenal semua, kira-kira siapa dari kalian yang ingin menjadi ketua gugus V?” tanya Laela.
Semua langsung terdiam, mendengar hal itu. Dan mulai ribut dengan dirinya sendiri. Laela gak tahu apa yang harus dilakuakannya saat itu. Tiba-tiba, OSIS datang ke gugusnya yakni gugus V untuk mencatat siapa yang menjadi pemimpin dari gugus V.
“Di sini, siapa yang ingin menjadi ketua gugus V?” tanya kak OSIS.
Tiba-tiba teman-temanku ribut lagi untuk mencari ketua. Ada yang bilang “kamu dah,”. Ada juga yang bilang “Kak ini cocok jadi pemimpin,”. Dan lain-lain. Tetapi, teman-temanku sepakat memilih pemimpin yang memulai ribut tadi yakni yang bernama Briliant Chautsar. Biasa dipanggil Bili.
“Kak, kami sudah tahu siapa yang menjadi ketua dari gugus V, siswa yang bernama Briliant Chautsar. Bagaimana menurut kak OSIS?” tanya Laela kepada kak OSIS.
“Kalau menurut saya sih, kamu memang cocok menjadi pemimpin. Akan tetapi, sebelum menjadi seorang pemipin dari gugus V ini. Kamu harus bisa menyatukan kebersamaan, kehangatan dan lain-lain. Sehingga gugus kamu menjadi yang terbaik. Ingat itu!” saran kak OSIS.
“Terima kasih atas sarannya kak,” kata Bili.
Menurut Laela, Bili juga emang cocok menjadi pemimpin atau ketua gugus. Karena kegigihannya yang membawanya menjadi seorang pemimpin. Setelah memilih ketua gugus, Laela dan teman-temannya juga memiliki kakak OSIS gugus V. Dari setiap gugus pasti memiliki kakak OSIS masing-masing, untuk membinanya menjadi anak yang sopan santun, dan memiliki mental yang kuat. Dari setiap gugus dipastikan untuk memiliki 5 orang Pembina kak senior. Kakak OSIS yang dipilihkan untuk gugus V ada 5 orang yaitu Rayi Maulida (P), Naomi Asrori (P), Daru Ridho Ifnaini (L), Yudi Pratama (L), dan Herdiman Syukur (L). Saat itu, kelima kak senior memperkenlakan dirinya masing-masing.
Setelah berkenalan dengan kak senior, kami diberikan judul latsar dan Laela mendapatkan judul “Sunlight berkerak”. Laela bingung apa yang harus diperagakan di depan kak senior nanti. Setelah itu, kami diperintahkan untuk keluar menuju lapangan tengah atau sepakbola. Di sana tinggal gugus V yang belum baris. Semua murid baru akan memulai MOS pada hari senin depan, kami diperintahkan untuk membawa tas dari kardus, nama facebook dan nama latsar, dan topi dari termpurung kelapa berwarna merah yang semuanya harus ada 50 tahun Smanfi.
Dalam pakaian, celana yang dipakai adalah training, baju merah polos dan jilbab berwarna putih bagi siswa siswi yang beragama islam. Dalam makanan, jajan yang harus dibawa adalah 5 permen fox, 1 minuman VIT, biskuat, dan lain-lain. Kami juga harus datang tepat pada jam 05.30 WITA.
***
Saat sudah tiba waktunya, Laela serta kedua temannya pergi bersama jam 05.30 WITA. Saat itu, kami dikumpulkan di lapangan voli sesuai urutan gugus mulai dari gugus 1 hingga 9. Laela berada di gugus V, Vita di gugus IX dan Mia di gugus VIII. Kami bertiga baris secara terpisah. Setelah semua datang, kami semua diperintahkan untuk ke kelas kami oleh kak senior.
Di sana awalnya kami mengaji terlebih dahulu bagi yang beragama islam. Kemudian, kami juga diajarkan cara bersiap ketika bertemu dengan kakak senior atau kak OSIS. Akan tetapi, Laela belum fasih dalam menyebutkan hal itu. Di sana juga diajarkan cara masuk ke kelas menggunakan cara siap. Itu juga harus berbisik-bisik.
Setelah melewati itu, kami masuk ke kelas. Tiba-tiba, Laela terkejut akan kedatangan kakak Pembina lain ke gugusnya. Ternyata, orang yang dicari itu adalah Laela.
“Permisi, ada di sini yang namanya Laela Asparini?” tanya kak senior.
Dengan tangan bergetar Laela mengangkat tangannya, dan saat itu dia duduk di kursi bagian ujung belakang.
“Kamu?!” dengan mimik wajah yang menyeramkan kak senior menampakkan dirinya.
“I…..iya, kak,” kata Laela dengan ucapan bergetar.
“Mana siapmu?! Dengan tegas kak senior menanyakannya.
Laela pun terdiam karena ketakutan yang dialaminya. Setelah itu, kak senior itupun langsung pergi meninggalkan gugusnya. Beberapa menit kemudian, datanglah 2 atau 3 kak senior ke gugusnya. Dia sangat takut sekali serta bingung tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Tetapi, kak senior tetap menuju gugusnya.
“Siapa disini yang namanya Laela asparini?” tanya kak senior lain.
“(mengangkat tangan)”
“Coba ke sini, sebentar!” kata kak senior.
“Iya, kak,” kata Laela.
“Mana siapmu?!” tanya kak senior dengan tegas.
Laela tetap saja bingung dan terus berjalan menuju ke luar. Berdiri di belakang jendela dan dia pun ditanyai seperti orang yang diinvestigasi saja.
“Apa kamu termasuk dalam geng THE CIMAGE?” dengan bicara santai kak senior menanyai Laela.
“Iya, kak” kata Laela.
“Mana siapmu? Huh…mana siapmu?!” dengan tegas sekali kak senior bertanya kepada Laela.
“Huh….” Dengan suara lembut, muka kebingungan dan ketakutan Laela.
“Kenapa kamu mengatakan geng? Kenapa tidak grup, kelompok? kan masih banyak nama yang bagus. Kenapa kamu mengambil nama yang jelek sekali?” kata kak senior.
“(dengan takut dan rasa tegang) Sebenarnya itu bukan—” kata Laela dipotong oleh kak senior.
“Mana siapmu?!” tanya kak senior dengan tegas.
“Awas ya, nanti. Seharusnya kamu harus lebih banyak belajar lagi untuk mentalmu, jangan menjadi orang yang pengecut. Cepet sana latih otak, badan dan semuanya untuk bersiap-siap. Cepetan !” kata kak senior dengan sangat tegas.
“Siap….”dengan kata sepotong Laela mengucapkan.
“Siap apa? Huhh…!” kata kak senior.
“Sekarang masuk,”kata kak senior.
Dengan cepat Laela masuk ke kelas dan duduk di kursinya.
***
Saat waktunya shalat zuhur, Laela bertemu dengan Vita, Mia dan teman lainnya.
“Teman-teman apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa kak senior tahu tentang geng kita? Coba certain aku?” tanya Laela dengan cepat.
“Begini Laela, ketika aku menulis formulir. Di sanakan ada perintah menulis nama facebook, di sana aku menulis Vita The CIMAGE. Lalu, saat dilihat formulirku oleh kak senior. Dia bertanya kepadaku, sama siapa saja aku memiliki genk disini. Dan aku sebutin nama dan gugus kalian. Maka dari itu, kalian ditanya, kan?” dengan muka bersalah Vita mengucapkannya.
“Iya, aku tadi di tanya. Aku takut sekali,” kata Laela.
“Ndak papa, sudah terlanjur. Hadapi ajalah dengan sabar,”kata Mia.
“Baiklah,” kata Laela.
Besoknya, Laela dipanggil lagi oleh kak senior. Tapi kali ini berbeda, yakni pertama kali kak senior panggil adalah kedua temanku. Dan kami diperintahkan untuk datang ke kelas X SOS 3. Dari jauh Laela sudah melihat banyak sekali anak-anak yang memiliki geng. Tapi menurut kami, ini adalah kesalahpahaman saja.
Saat masuk ke sana, kami dipanggil dan berada di depan meja kak senior perempuan. Lalu, kami ditanyai tentang beberapa hal.
“Kenapa nama facebookmu Vita the cimage?” kak senior bertanya kepada Vita.
“Siap, begini kak ceritanya. Dulu itu kami bertiga ini adalah team basket dan teman kami yang lain sekolah entah di mana. Kami ingin membuat nama team basket kami, supaya kami dikenal oleh teman-teman kami,” jawab Vita dengan rasa tanggung jawab.
“Seharusnya kamu jangan memakai nama geng,”kata kak senior.
“Siap kak, soalnya kita cuma tahu genk aja pada saat itu,” kata Laela.
“Lalu, kamu kenapa nama facebook mu Mia purjut?” tanya kak senior kepada Mia.
“Siap, begini kak ceritanya. Rambut saya ini kan purjut, maka dari itu nama facebook saya Mia purjut,” jawab Mia.
“Kalau kamu punya rambut purjut, jangan makanya kamu pamerin dia. Mentang-mentang rambutmu purjut begitu. Jadi, kamu jadikan itu nama facebook? Huhh..,” kata kak senior kepada Mia.
“Siap, iya kak,” kata Mia.
“Lalu, kamu kenapa nama facebook mu Ela Laela?” tanya kak senior kepada Laela.
“Siap kak, begini ceritanya. Kata Ela itu biasa nama dipanggil oleh teman-teman saya, kalau kata Laela itu nama asli saya,” jawab Laela dengan penuh keyakinan.
“Kalian masing-masing pasti memiliki nama yang baik, bukan? Seharusnya kalian kalau mau dikenal sama orang pake’ nama yang sudah diberikan oleh orangtua kalian,” kata kak senior.
“Siap, baik kak,” jawab kami bertiga serempak.
“Sekarang kembali ke gugus kalian masing-masing,” kata kak senior.
“Siap, baik kak,” kata kami bertiga serentak.
Kami bertiga pun langsung kembali ke gugus masing-masing. Setelah beberapa menit kemudian, kak senior memanggil nama Laela lagi. Laela diperintahkan untuk memanggil teman-teman se-grupnya. Ternyata, kali ini bukan dipanggil oleh kak senior lagi tetapi, dipanggil oleh guru dari Smanfi. Laela langsung mencari gugus dan kedua temannya.
Setelah mencari mereka, kami diperintahkan untuk berkumpul di depan X MS 1. Kami bertiga dicari oleh Guru BK dan Guru kesiswaan. Kami sangat-sangat tegang kalau dibagian ini, satu persatu facebook kami diperiksa olehnya. Dan Guru BK pun mengatakan.
“Kalau kalian masih memakai nama facebook ini, itu merupakan akhir dari kalian menginjak tanah di Smanfiram ini yakni keluar dari sekolah ini. Akan tetapi, jika kalian mengubah nama facebook kalian maka saya tarik kembali kata-kata saya. Dan saya tidak ingin melihat nama-nama facebook konyol kalian besok pagi, apa kalian mengerti?!” kata Guru BK dengan tegas.
“Siap, Ibu Guru,” kata kami bertiga serempak.
“Sekarang, kalian kembali ke gugus masing-masing,”kata Ibu Guru.
“Siap, baik Ibu Guru,”kata kami bertiga serempak lagi.
***
Saat malam tiba, Laela pun langsung mengubah nama facebooknya dengan nama panjangnya yakni Laela Asparini. Keesokan harinya merupakan hari terakhirnya utnuk MOS. Laela mengira ada kak senior yang mencarinya lagi akan tetapi, untunglah tidak ada. Saat itu, Laela dan teman-teman gugusnya masuk ke kelas bersama dengan kakak senior mereka. Laela sangat takut dan kaget sekali melihat segerombolan kakak senior masuk ke gugus kami yakni gugus V. Mereka pun berbicara sesuatu kepada Laela dan teman-temannya.
“Permisi adik-adik, hari ini saya dan teman-teman saya akan menceritakan kalian sebuah cerita yang sangat menusuk ke dalam hati kalian,” kata kak senior kepada kami.
“Siap, cerita seperti apa itu kak?” tanya Laela kepada kak senior.
“Ini adalah tentang orangtua kalian. Kalian tahukan bahwa orangtuamu yang telah melahirkan kamu? Apa kalian tahu betapa sulitnya orangtua kalian menafkahi kalian? betapa sulitnya memberi kalian kebahagiaan? dan lain sebagainya. Kalian tahu, bagaimana perasaan orangtuamu apabila ia mengetahui bahwa kamu yang selama ini ia kandung 9 bulan dalam perutnya, kamu bohongi dan menghianati dirinya. Rasanya sangat sakit! Kalian tahukan betapa susahnya mencari uang? Itu yang dilakukan oleh orangtuamu demi kebahagiaan kamu. Dia bekerja keras untuk mendapatkan uang untukmu. Untukmu lo ini? Apa pernah kalian melihat mereka mengeluh bila tidak ada uang? Tidak kan. Tapi kalian, bila tidak ada uang sepeser pun untuk keluar rumah. Kalian sangat marah kepada mereka, karena tidak bisa mendapatkan uang itu. Mereka selalu saja menahan kemarahannya dalam hati karena, dia tidak ingin membuat kalian meneteskan air mata. Saat mereka pulang dari mencari uang, kamu melihat baju ayahmu kotor-kotor untuk mendapatkan uang. Saat itu, badannya sangat pegal dan ia menyuruhmu untuk mengurutnya. Akan tetapi, kalian tidak mau melakukan karena alasan tertentu. Apa kalian tidak malu dengan hal itu?” kata kak senior kepada gugus V.
Sambil bersedu-sedu kami mendengar ucapannya kak senior karena katanya yang menusuk sekali ke dalam hati mereka.
“Malu kak,” kata salah seorang teman Laela.
“Maka dari hal tersebut, kalian harus cepat diubah untuk menjadi yang terbaik di sekolah ini. Apa kalian mengerti?” tanya kak senior kepada kami.
“Mengerti kak,” kata kami serentak.
Setelah kak senior memberi kami renungan orangtua, mereka pun langsung keluar dari gugus kami. Setelah beberapa menit kemudian, datanglah seorang guru laki-laki yang mengajarkan kami mengenai agama. Laela sangat paham sekali diajarkan disana, ini baru satu guru saja bagaimana dengan guru yang lainnnya. Kayaknya Laela betah sekali sekolah di SMAN 5 Mataram.
Setelah Pak Guru keluar dari gugus kami, Laela dan teman-temannya diperintahkan untuk keluar dan berbaris di sana. Saat itu, kami melihat kakak senior sedang berkelahi karena sesuatu hal dan guru pun terlibat dalam hal ini. Lama kelamaan dari berkelahi tersebut, ada kak senior yang tadi memberi kami renungan itu dikeluarkan dari ini oleh ketua OSIS. Akan tetapi, Laela tidak tahu penyebabnya apa? dan kenapa bisa ini terjadi? Setelah itu, kami semua diperintahkan oleh kak senior pembina masing-masing untuk menghadap belakang dan memejamkan mata. Kami takut sekali.
Setelah beberapa menit, kami diperintahkan untuk menghadap depan lagi. Ternyata, kak senior yang tadi dikeluarkan oleh ketua OSIS berada di depan kami. Kami baru menyadari bahwa semua ini merupakan hanya drama kak senior saja. Pada hari itu juga, kami semua sangat-sangat gembira karena ini merupakan penutupan dari MOS tersebut. Masa-masa MOS yang menegangkan membuat Laela takut sekali akan ancaman yang diberikan oleh Ibu BK untuknya. Kemudian, Laela merasa lega sekali, hampir saja dia mengeluarkan air matanya. Tetapi, dia tidak ingin menjadi anak yang mentalnya rendah.
Mulai dari saat itu juga, Laela memiliki mental yang sangat tinggi. Dia mendapatkan banyak sekali prestasi dan penghargaan dari mentalnya tersebut. Dia yang awalnya lemah sekarang menjadi orang yang bermental tinggi sekali.
Karya : Rindiani Rossalinda (25)
Di suatu hari, ada seorang anak yang sangat baik, suka menolong, dan penyayang. Dia tinggal bersama orangtua di Praya. Dia bernama Laela Asparini. Dia biasa dipanggil Laela. Dia merupakan anak pertama dari pasangan Muhammad Yuzaul dan Rispita Aini. Dia memiliki adik laki-laki dan adik perempuan yang masing-masing bernama Muhammad Zaenal dan Vina Ananda.
Laela merupakan anak terpelajar. Saat ini, ia baru saja tamat dari SMPN 1 Mataram. Ia sangat gigih sekali dalam mencari sekolahnya yang baru karena, sekolah yang ingin ia masuki adalah sekolah yang bisa membantunya saat kuliah atau universitas nanti. Yakni, sekolah yang memiliki akreditas yang tinggi dan bermutu bagus. Setelah beberapa hari, ternyata ada yang membuat hatinya mengganjal dan membuatnya sedih. Dia baru saja mengetahui bahwa orangtuanya secara diam-diam mencarikan sekolah untuknya. Dan dia pun sangat kecewa sekali kepada orangtuanya.
***
Hari ini merupakan hari Senin tanggal 1 Juni 2016. Saat itu, dia berada di teras rumahnya. Tiba-tiba ibunya datang menghampirinya.“Kamu lagi ngapain Laela?” Tanya Ibunya kepadanya sambil duduk di dekatnya.
“Ndak ada kok, Bu,” jawab Laela dengan cemberut.
“Kok, cemberut gitu sih, ada apa? coba cerita sama Ibu?” Tanya Ibunya kepadanya lagi.
“Mmmm…., begini Bu, kenapa Ibu dan Bapak langsung mencari sekolah untukku? Tanya Laela kepada ibunya.
“Oooo… itu. Ibu sama Bapak mencarikan sekolah yang bagus untukmu, supaya nantinya kamu tidak ceroboh memilih sekolah dan saat kamu masuk universitas itu menjadi mudah,” jawab Ibunya.
“Kenapa bisa begitu, Bu?” Tanya Laela kepada ibunya lagi.
“Iya, memang begitu kalau universitas sekarang mencari sekolah yang akreditasnya tinggi. Misalnya ada sekolah yang memiliki murid sangat berprestasi dan sekolahnya itu menjadi sekolah terfavorit se-Kabupaten karena unggul prestasinya. Maka dari itulah universitas percaya akan keahlian masing-masing dari murid tersebut, nah seperti itu,” jawab ibunya.
“Ooooo.. begitu,” sahut Laela sambil menganggukkan kepalanya.
“Nah dari itu, Ibu dan Bapak mencarikan sekolah yang bagus dan sesuai dengan bakatmu di sekolah itu nantinya,” kata ibunya.
“Terus, apa aku tidak bisa mencari sekolah sendiri, Bu?” Tanya Laela kepada ibunya.
“Bisa kok. Tapi, kan lebih baik jika Ibu dan Bapak mencarikan untukmu,”kata Ibunya.
“Ngomong-ngomong, dimana kira-kira aku akan bersekolah, Bu? Tanya Laela kepada Ibunya lagi.
“Kami sudah mencari sekolah bagus untukmu, yakni SMAN 5 Mataram dan SMAN 2 Mataram,” jawab Ibunya.
“Woww…. persis sekali dengan sekolah yang aku inginkan, Bu,” sambil terkejut Laela mendengarnya.
“Jadi, kamu setuju untuk bersedia bersekolah diantara kedua sekolah itu? Tanya Ibunya.
“Setuju banget, Bu. Terutama SMAN 5 Mataram,” kata Laela kepada Ibunya.
“Lalu, kapan aku akan pergi mendaftar, Bu?” Tanya Laela kepada Ibunya.
“Mungkin, Senin depan kamu bisa mulai mendaftar,” jawab Ibunya.
“Oke, kalau begitu…. O, iya Bu. Bolehkan senin depan aku ditemani mendaftar oleh Bapak?” Tanya Laela kepada Ibunya.
“Boleh kok, tapi coba tanya Bapakmu dulu, mungkin ia punya kerjaan saat hari itu? Tanya Ibunya.
“Oke, Bu,” jawab Laela dengan gembira.
Laela pun langsung pergi mencari Bapaknya dan bicara tentang hal yang tadi. Setelah berbicara dengannya, Bapaknya pun langsung setuju dengan hal itu.
***
Setelah melewati beberapa hari, tiba sudah saatnya. Yakni, hari Senin 8 Juni 2016, dimana itu merupakan hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh Laela. Yakni hari pendaftaran kecalon sekolah barunya, Laela pun langsung memberitahu Bapaknya tentang hari ini. Laela pun langsung bersiap-siap menuju calon sekolahnya bersamaan dengan Bapaknya. Sekolah yang pertama kali mereka datangi adalah SMAN 5 Mataram.
Laela pun membawa syarat pendaftaran juga yakni 2 buah fotocopy raport kelas 9, 1 buah fotocopy kartu keluarga, dan lain-lain. Sesampainya disana, Laela akan menyerahkan persyaratan. Akan tetapi, Laela harus mengantri karena ada begitu banyak siswa siswi yang ingin mendaftar di sekolah itu. Setelah selesai mendaftar, Laela menerima surat pernyataan peserta daftar dan itu harus dibawa saat akan melakukan tes masuk.
Kemudian Laela dan Bapaknya pergi ke sekolah yang kedua yakni SMAN 2 Mataram. Kalau di sana dengan persyaratan berupa 2 ubah fotocopy raport kelas 9, 1 buah fotocopy kartu keluarga, kalau ada piagam penghargaan apapun itu dibawa tapi harus yang asli dan untungnya aku memiliki 3 buah piagam Basketball saat SMP dulu. Sesampainya disana, Laela langsung ternganga melihat sekolah tersebut. Laela begitu terkejut melihat banyaknya siswa siswi yang mendaftar dan dia langsung ke panitianya untuk menyerahkan persyaratan tersebut. Akan tetapi, karena begitu banyaknya siswa siswi yang mendaftar. Jadi, Laela harus menunggu lama untuk bisa menyerahkan persyaratan.
Setelah beberapa jam kemudian, Laela langsung berbaris atau mengantri karena sudah tidak terlalu banyak siswa siswi yang mengantri. Laela pun langsung menyerahkannya kepada panitianya. Kemudian, dia mendapatkan surat penyataan peserta daftar.
“Ini Nak, surat peserta daftarnya,” kata seorang panitia wanita dengan menyodorkan surat tersebut kepada Laela.
“Terimakasih, Bu,” sahut Laela.
“Jangan lupa ya, untuk dibawa saat penentuan lulus atau tidaknya siswa siswi,” kata seorang panitia wanita itu lagi.
“Iya, Bu (sambil memikirkan sesuatu). Tetapi, kenapa saya tidak membawanya saat melakukan tes saja, Bu?” tanya Laela kepada panitia wanita itu lagi.
“Begini Nak. Kalau disini tidak perlu mengikuti tes. Dan itu memang sudah kewenangan di sini,” Jawab panitia wanita itu.
“Ooooo…. Begitu,” kata Laela.
“Iya,” kata panitia wanita itu.
“Kalau begitu, saya dan Bapak saya pulang dulu Bu,” sahut Laela.
“Iya silakan,” dengan sopan panitia itu mempersilakannya pulang.
Laela dan Bapaknya pun langsung pulang.
***
Saat waktunya melakukan atau mengerjakan tes tulis masuk di SMAN 1 Mataram, Laela berada di ruang yang ke-7. Begitu banyak siswa siswi yang ikut mendaftar di SMA ini kurang lebih mulai dari ruang ke-1 sampai ke-12. Setelah melakukan atau mengerjakan tes tulis, Laela pun harus saat itu juga melakukan tes praktik yakni mengaji bagi siswa siswi yang menganut agama islam. Saat itu, pak guru atau yang menilai mengaji kami masuk ke dalam kelas.
Seiring waktu, siswa siswi maju 2 orang untuk dinilai. Suara merdu pun terdengar langsung dari kelas kami yakni seorang perempuan yang sangat bagus sekali irama lagu mengajinya. Dan saat namanya Laela disebut, Laelapun maju dan memulai untuk mengaji, suaranya merdu sekali. Sangat enak dan damai rasanya saat didengar dengungan-dengungan ayat-ayat Al-Qur’an keluar dari mulut seorang umat manusia. Kemudian, ada pengumuman dari Ibu panitia yang sumber suaranya terdengar dari speaker yang terletak di pojok kanan atas.
“Bagi anak-anakku yang ingin melihat kelulusannya, harap dibuka melalui link di internet dengan menulis (Ppdb.Smanfiram.com). Setelah anda mengklik link tersebut muncul identitas anda. Masukkan nama dan No. NISN anda. Setelah itu, muncullah nilai dan rangking anda. Oke terimakasih.”
Setelah selesai tes, Laela pun langsung dan dijemput oleh Bapaknya. Dia sangat tegang sekali karena ini untuk menentukan lulus atau tidaknya seorang siswa siswi yang mengerjakan, baik itu tes tulis maupun tes praktik.
Besoknya, ia mendengar bahwa teman-temannya yang mendaftar di sekolah yang sama dengannya sudah lulus. Laela pun langsung membuka internet dan menulis apa yang disebutkan oleh Ibu panitia tadi. Dia pun melihat bahwa dia juga lulus dan mendapatkan nilai 8,50 menempati rangking atau juara ke-15. Dia sangat senang sekali, karena sudah lulus di sekolah yang dia inginkan. Sementara itu, dia juga lulus di SMAN 2 Mataram. Dan dia belum menerima piagam aslinya, ia sangat takut bahwa nantinya sekolah itu tidak akan memberikan piagam aslinya.
Ada juga temannya yang sama lulus di SMAN 5 Mataram yang juga mendaftar di sekolah itu, misal namanya A. Saat A ingin mengambil piagam aslinya dia pergi ke ruang guru bersama dengan temannya. Saat A meminta piagamnya kembali, ia mengatakan kepada salah satu guru yang ada disana bahwa ia sudah lulus di SMAN 5 Mataram. Guru itu sangat marah, dan memberinya piagam si A serta langsung megusirnya dari ruang guru.
Laela sangat terkejut mendengar hal itu, dan ketiga piagamnya berada di sekolah itu. Sehingga, Laela pergi ke sekolah itu ditemani oleh Bapaknya. Saat sudah tiba di sekolah itu, dia dan Bapaknya langsung pergi ke ruang guru.
“Assaamualaikum Wr. Wb.” Salam Bapak Laela.
“Waalikumussalam Wr. Wb., ada keperluan apa ya Bapak kemari?” Balas seorang guru.
“Ini saya ingin mengambilkan anak saya piagamnya,” kata Bapak Laela.
“Oooo.. Bapak bisa mengambilnya nanti ketika anak Bapak sudah daftar ulang,” kata guru tersebut.
“Oooo… O, iya. Begini Pak, anak saya ini sudah daftar di SMAN 5 Mataram dan lulus disana. Dia ingin bersekolah disana, padahal saya ingin dia bersekolah disini,” kata Bapak Laela.
“Oooo…. tidak papa Pak, bagus itu Nak. Tingkatkan ya! Ini piagamnya pak,” sahut guru tersebut.
“Iya, Pak. Terimakasih,” jawab Laela.
“Kalau begitu saya ingin pamit dulu bersama anak saya, Assaamualaikum Wr. Wb.,” Salam Bapak Laela.
“Waalikumussalam Wr. Wb.,” Balas guru tersebut.
Laela dan Bapaknya pun langsung pulang. Sesampainya di rumah, dia mengatakan sesuatu kepada orangtuanya.
“Ibu, Bapak, kalau aku sekolah nanti di SMAN 5 Mataram, apakah aku akan bolak-balik Mataram atau ngambil kos?” tanya Laela kepada orangtuanya.
“Pastinya ngambil koslah, kan rumah kita jauh Praya lagi. Kami sudah memesankan kamu kos yang berada di belakang sekolahmu,” jawab Ibunya Laela.
“Okelah kalau begitu. Terimakasih Ibu, Bapak,” kata Laela dengan senang.
***
Besoknya, Laela diantar ke Mataram yang ditemani oleh Ibu, adik perempuan, adik laki-laki dan Bapaknya. Karena tinggal 2 hari lagi Laela akan masuk ke sekolah untuk melakukan MOS (Masa Orientasi Siswa). Setelah beberapa jam di perjalanan, Laela dan keluarganya tiba di kosnya. Di sana ada 2 teman yang sangat ia kenal yakni teman grup basketnya dan mereka juga ikut lulus bersamanya.
Mereka bernama Vita Aspari dan Mia Maulani. Grup Laela biasa dipanggil THE CIMAGE (Ingin tahu kan apa kepanjangannya? Nanti dulu ya! Lanjut dulu cerita ya!). Dia sangat senang sekali karena di kosnya ada teman-temannya yang bisa selalu membantunya saat meminta pertolongan.
“Laela, Ibu sama Bapak pulang dulu ya, baik-baik disini, kalau ada temannya butuh pertolongan dibantu ya!” saran Ibunya kepadanya.
“Hati-hati Ibu, Bapak,” kata Laela kepada orangtuanya.
“Bye,” kata orangtuanya kepada Laela.
“Bye, Mom,Dad,” balas Laela.
Setelah beberapa menit, Ibu dan Bapak Laela meninggalkan halaman kosnya Laela. Tiba-tiba, Vita dan Mia datang berkunjung ke kamar Laela.
“Hai, gimana kabarnya?” tanya Vita kepada Laela.
“Ya….seperti yang kamu lihat sekarang, aku baik-baik saja kok, sehat walafiat. Kalo kalian gimana kabarnya?” jawab Laela.
“Same with you,” kata Vita dan Mia.
“Kapan kalian datang dan sama siapa kalian ke sini?” tanya Laela.
“Oooo… kan lu tahu kalo rumah Vita sama aku agak dekat dikitlah, jadi tadi kami berangkat samaan,” jawab Mia.
“Mmmmm… gak sabar rasanya mau masuk ke sekolah kita tercinta,” kata Laela.
“Iya nih…. Ayo semangat!” kata Vita memberi semangat.
***
Pagi sekali ketiga sahabat itu berangkat dari kosnya. Yakni sekitar jam 05.30 WITA. Dan saat tiba di sekolahnya, banyak sekali murid baru yang berdatangan. Kami dibina oleh beberapa OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Saat itu juga, kami dibagikan kelas masing-masing oleh ketua OSIS dan Laela berada di kelas X MS 5 yang tiap kelas diberi nama gugus. Laela mendapat kelas di gugus V atau 5.
Di sana ada 1 teman yang sangat Laela kenal yakni teman SMP-nya. Di sana juga banyak sekali teman-teman yang bisa berkenalan dengan Laela. Atau Laela yang bisa berkenalan dengan temannya yang lain. Saat itu, kami tiap gugus harus menentukan siapa ketua atau pemimpin dari gugus masing-masing.
“Teman-teman salam kenal semua, kira-kira siapa dari kalian yang ingin menjadi ketua gugus V?” tanya Laela.
Semua langsung terdiam, mendengar hal itu. Dan mulai ribut dengan dirinya sendiri. Laela gak tahu apa yang harus dilakuakannya saat itu. Tiba-tiba, OSIS datang ke gugusnya yakni gugus V untuk mencatat siapa yang menjadi pemimpin dari gugus V.
“Di sini, siapa yang ingin menjadi ketua gugus V?” tanya kak OSIS.
Tiba-tiba teman-temanku ribut lagi untuk mencari ketua. Ada yang bilang “kamu dah,”. Ada juga yang bilang “Kak ini cocok jadi pemimpin,”. Dan lain-lain. Tetapi, teman-temanku sepakat memilih pemimpin yang memulai ribut tadi yakni yang bernama Briliant Chautsar. Biasa dipanggil Bili.
“Kak, kami sudah tahu siapa yang menjadi ketua dari gugus V, siswa yang bernama Briliant Chautsar. Bagaimana menurut kak OSIS?” tanya Laela kepada kak OSIS.
“Kalau menurut saya sih, kamu memang cocok menjadi pemimpin. Akan tetapi, sebelum menjadi seorang pemipin dari gugus V ini. Kamu harus bisa menyatukan kebersamaan, kehangatan dan lain-lain. Sehingga gugus kamu menjadi yang terbaik. Ingat itu!” saran kak OSIS.
“Terima kasih atas sarannya kak,” kata Bili.
Menurut Laela, Bili juga emang cocok menjadi pemimpin atau ketua gugus. Karena kegigihannya yang membawanya menjadi seorang pemimpin. Setelah memilih ketua gugus, Laela dan teman-temannya juga memiliki kakak OSIS gugus V. Dari setiap gugus pasti memiliki kakak OSIS masing-masing, untuk membinanya menjadi anak yang sopan santun, dan memiliki mental yang kuat. Dari setiap gugus dipastikan untuk memiliki 5 orang Pembina kak senior. Kakak OSIS yang dipilihkan untuk gugus V ada 5 orang yaitu Rayi Maulida (P), Naomi Asrori (P), Daru Ridho Ifnaini (L), Yudi Pratama (L), dan Herdiman Syukur (L). Saat itu, kelima kak senior memperkenlakan dirinya masing-masing.
Setelah berkenalan dengan kak senior, kami diberikan judul latsar dan Laela mendapatkan judul “Sunlight berkerak”. Laela bingung apa yang harus diperagakan di depan kak senior nanti. Setelah itu, kami diperintahkan untuk keluar menuju lapangan tengah atau sepakbola. Di sana tinggal gugus V yang belum baris. Semua murid baru akan memulai MOS pada hari senin depan, kami diperintahkan untuk membawa tas dari kardus, nama facebook dan nama latsar, dan topi dari termpurung kelapa berwarna merah yang semuanya harus ada 50 tahun Smanfi.
Dalam pakaian, celana yang dipakai adalah training, baju merah polos dan jilbab berwarna putih bagi siswa siswi yang beragama islam. Dalam makanan, jajan yang harus dibawa adalah 5 permen fox, 1 minuman VIT, biskuat, dan lain-lain. Kami juga harus datang tepat pada jam 05.30 WITA.
***
Saat sudah tiba waktunya, Laela serta kedua temannya pergi bersama jam 05.30 WITA. Saat itu, kami dikumpulkan di lapangan voli sesuai urutan gugus mulai dari gugus 1 hingga 9. Laela berada di gugus V, Vita di gugus IX dan Mia di gugus VIII. Kami bertiga baris secara terpisah. Setelah semua datang, kami semua diperintahkan untuk ke kelas kami oleh kak senior.
Di sana awalnya kami mengaji terlebih dahulu bagi yang beragama islam. Kemudian, kami juga diajarkan cara bersiap ketika bertemu dengan kakak senior atau kak OSIS. Akan tetapi, Laela belum fasih dalam menyebutkan hal itu. Di sana juga diajarkan cara masuk ke kelas menggunakan cara siap. Itu juga harus berbisik-bisik.
Setelah melewati itu, kami masuk ke kelas. Tiba-tiba, Laela terkejut akan kedatangan kakak Pembina lain ke gugusnya. Ternyata, orang yang dicari itu adalah Laela.
“Permisi, ada di sini yang namanya Laela Asparini?” tanya kak senior.
Dengan tangan bergetar Laela mengangkat tangannya, dan saat itu dia duduk di kursi bagian ujung belakang.
“Kamu?!” dengan mimik wajah yang menyeramkan kak senior menampakkan dirinya.
“I…..iya, kak,” kata Laela dengan ucapan bergetar.
“Mana siapmu?! Dengan tegas kak senior menanyakannya.
Laela pun terdiam karena ketakutan yang dialaminya. Setelah itu, kak senior itupun langsung pergi meninggalkan gugusnya. Beberapa menit kemudian, datanglah 2 atau 3 kak senior ke gugusnya. Dia sangat takut sekali serta bingung tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Tetapi, kak senior tetap menuju gugusnya.
“Siapa disini yang namanya Laela asparini?” tanya kak senior lain.
“(mengangkat tangan)”
“Coba ke sini, sebentar!” kata kak senior.
“Iya, kak,” kata Laela.
“Mana siapmu?!” tanya kak senior dengan tegas.
Laela tetap saja bingung dan terus berjalan menuju ke luar. Berdiri di belakang jendela dan dia pun ditanyai seperti orang yang diinvestigasi saja.
“Apa kamu termasuk dalam geng THE CIMAGE?” dengan bicara santai kak senior menanyai Laela.
“Iya, kak” kata Laela.
“Mana siapmu? Huh…mana siapmu?!” dengan tegas sekali kak senior bertanya kepada Laela.
“Huh….” Dengan suara lembut, muka kebingungan dan ketakutan Laela.
“Kenapa kamu mengatakan geng? Kenapa tidak grup, kelompok? kan masih banyak nama yang bagus. Kenapa kamu mengambil nama yang jelek sekali?” kata kak senior.
“(dengan takut dan rasa tegang) Sebenarnya itu bukan—” kata Laela dipotong oleh kak senior.
“Mana siapmu?!” tanya kak senior dengan tegas.
“Awas ya, nanti. Seharusnya kamu harus lebih banyak belajar lagi untuk mentalmu, jangan menjadi orang yang pengecut. Cepet sana latih otak, badan dan semuanya untuk bersiap-siap. Cepetan !” kata kak senior dengan sangat tegas.
“Siap….”dengan kata sepotong Laela mengucapkan.
“Siap apa? Huhh…!” kata kak senior.
“Sekarang masuk,”kata kak senior.
Dengan cepat Laela masuk ke kelas dan duduk di kursinya.
***
Saat waktunya shalat zuhur, Laela bertemu dengan Vita, Mia dan teman lainnya.
“Teman-teman apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa kak senior tahu tentang geng kita? Coba certain aku?” tanya Laela dengan cepat.
“Begini Laela, ketika aku menulis formulir. Di sanakan ada perintah menulis nama facebook, di sana aku menulis Vita The CIMAGE. Lalu, saat dilihat formulirku oleh kak senior. Dia bertanya kepadaku, sama siapa saja aku memiliki genk disini. Dan aku sebutin nama dan gugus kalian. Maka dari itu, kalian ditanya, kan?” dengan muka bersalah Vita mengucapkannya.
“Iya, aku tadi di tanya. Aku takut sekali,” kata Laela.
“Ndak papa, sudah terlanjur. Hadapi ajalah dengan sabar,”kata Mia.
“Baiklah,” kata Laela.
Besoknya, Laela dipanggil lagi oleh kak senior. Tapi kali ini berbeda, yakni pertama kali kak senior panggil adalah kedua temanku. Dan kami diperintahkan untuk datang ke kelas X SOS 3. Dari jauh Laela sudah melihat banyak sekali anak-anak yang memiliki geng. Tapi menurut kami, ini adalah kesalahpahaman saja.
Saat masuk ke sana, kami dipanggil dan berada di depan meja kak senior perempuan. Lalu, kami ditanyai tentang beberapa hal.
“Kenapa nama facebookmu Vita the cimage?” kak senior bertanya kepada Vita.
“Siap, begini kak ceritanya. Dulu itu kami bertiga ini adalah team basket dan teman kami yang lain sekolah entah di mana. Kami ingin membuat nama team basket kami, supaya kami dikenal oleh teman-teman kami,” jawab Vita dengan rasa tanggung jawab.
“Seharusnya kamu jangan memakai nama geng,”kata kak senior.
“Siap kak, soalnya kita cuma tahu genk aja pada saat itu,” kata Laela.
“Lalu, kamu kenapa nama facebook mu Mia purjut?” tanya kak senior kepada Mia.
“Siap, begini kak ceritanya. Rambut saya ini kan purjut, maka dari itu nama facebook saya Mia purjut,” jawab Mia.
“Kalau kamu punya rambut purjut, jangan makanya kamu pamerin dia. Mentang-mentang rambutmu purjut begitu. Jadi, kamu jadikan itu nama facebook? Huhh..,” kata kak senior kepada Mia.
“Siap, iya kak,” kata Mia.
“Lalu, kamu kenapa nama facebook mu Ela Laela?” tanya kak senior kepada Laela.
“Siap kak, begini ceritanya. Kata Ela itu biasa nama dipanggil oleh teman-teman saya, kalau kata Laela itu nama asli saya,” jawab Laela dengan penuh keyakinan.
“Kalian masing-masing pasti memiliki nama yang baik, bukan? Seharusnya kalian kalau mau dikenal sama orang pake’ nama yang sudah diberikan oleh orangtua kalian,” kata kak senior.
“Siap, baik kak,” jawab kami bertiga serempak.
“Sekarang kembali ke gugus kalian masing-masing,” kata kak senior.
“Siap, baik kak,” kata kami bertiga serentak.
Kami bertiga pun langsung kembali ke gugus masing-masing. Setelah beberapa menit kemudian, kak senior memanggil nama Laela lagi. Laela diperintahkan untuk memanggil teman-teman se-grupnya. Ternyata, kali ini bukan dipanggil oleh kak senior lagi tetapi, dipanggil oleh guru dari Smanfi. Laela langsung mencari gugus dan kedua temannya.
Setelah mencari mereka, kami diperintahkan untuk berkumpul di depan X MS 1. Kami bertiga dicari oleh Guru BK dan Guru kesiswaan. Kami sangat-sangat tegang kalau dibagian ini, satu persatu facebook kami diperiksa olehnya. Dan Guru BK pun mengatakan.
“Kalau kalian masih memakai nama facebook ini, itu merupakan akhir dari kalian menginjak tanah di Smanfiram ini yakni keluar dari sekolah ini. Akan tetapi, jika kalian mengubah nama facebook kalian maka saya tarik kembali kata-kata saya. Dan saya tidak ingin melihat nama-nama facebook konyol kalian besok pagi, apa kalian mengerti?!” kata Guru BK dengan tegas.
“Siap, Ibu Guru,” kata kami bertiga serempak.
“Sekarang, kalian kembali ke gugus masing-masing,”kata Ibu Guru.
“Siap, baik Ibu Guru,”kata kami bertiga serempak lagi.
***
Saat malam tiba, Laela pun langsung mengubah nama facebooknya dengan nama panjangnya yakni Laela Asparini. Keesokan harinya merupakan hari terakhirnya utnuk MOS. Laela mengira ada kak senior yang mencarinya lagi akan tetapi, untunglah tidak ada. Saat itu, Laela dan teman-teman gugusnya masuk ke kelas bersama dengan kakak senior mereka. Laela sangat takut dan kaget sekali melihat segerombolan kakak senior masuk ke gugus kami yakni gugus V. Mereka pun berbicara sesuatu kepada Laela dan teman-temannya.
“Permisi adik-adik, hari ini saya dan teman-teman saya akan menceritakan kalian sebuah cerita yang sangat menusuk ke dalam hati kalian,” kata kak senior kepada kami.
“Siap, cerita seperti apa itu kak?” tanya Laela kepada kak senior.
“Ini adalah tentang orangtua kalian. Kalian tahukan bahwa orangtuamu yang telah melahirkan kamu? Apa kalian tahu betapa sulitnya orangtua kalian menafkahi kalian? betapa sulitnya memberi kalian kebahagiaan? dan lain sebagainya. Kalian tahu, bagaimana perasaan orangtuamu apabila ia mengetahui bahwa kamu yang selama ini ia kandung 9 bulan dalam perutnya, kamu bohongi dan menghianati dirinya. Rasanya sangat sakit! Kalian tahukan betapa susahnya mencari uang? Itu yang dilakukan oleh orangtuamu demi kebahagiaan kamu. Dia bekerja keras untuk mendapatkan uang untukmu. Untukmu lo ini? Apa pernah kalian melihat mereka mengeluh bila tidak ada uang? Tidak kan. Tapi kalian, bila tidak ada uang sepeser pun untuk keluar rumah. Kalian sangat marah kepada mereka, karena tidak bisa mendapatkan uang itu. Mereka selalu saja menahan kemarahannya dalam hati karena, dia tidak ingin membuat kalian meneteskan air mata. Saat mereka pulang dari mencari uang, kamu melihat baju ayahmu kotor-kotor untuk mendapatkan uang. Saat itu, badannya sangat pegal dan ia menyuruhmu untuk mengurutnya. Akan tetapi, kalian tidak mau melakukan karena alasan tertentu. Apa kalian tidak malu dengan hal itu?” kata kak senior kepada gugus V.
Sambil bersedu-sedu kami mendengar ucapannya kak senior karena katanya yang menusuk sekali ke dalam hati mereka.
“Malu kak,” kata salah seorang teman Laela.
“Maka dari hal tersebut, kalian harus cepat diubah untuk menjadi yang terbaik di sekolah ini. Apa kalian mengerti?” tanya kak senior kepada kami.
“Mengerti kak,” kata kami serentak.
Setelah kak senior memberi kami renungan orangtua, mereka pun langsung keluar dari gugus kami. Setelah beberapa menit kemudian, datanglah seorang guru laki-laki yang mengajarkan kami mengenai agama. Laela sangat paham sekali diajarkan disana, ini baru satu guru saja bagaimana dengan guru yang lainnnya. Kayaknya Laela betah sekali sekolah di SMAN 5 Mataram.
Setelah Pak Guru keluar dari gugus kami, Laela dan teman-temannya diperintahkan untuk keluar dan berbaris di sana. Saat itu, kami melihat kakak senior sedang berkelahi karena sesuatu hal dan guru pun terlibat dalam hal ini. Lama kelamaan dari berkelahi tersebut, ada kak senior yang tadi memberi kami renungan itu dikeluarkan dari ini oleh ketua OSIS. Akan tetapi, Laela tidak tahu penyebabnya apa? dan kenapa bisa ini terjadi? Setelah itu, kami semua diperintahkan oleh kak senior pembina masing-masing untuk menghadap belakang dan memejamkan mata. Kami takut sekali.
Setelah beberapa menit, kami diperintahkan untuk menghadap depan lagi. Ternyata, kak senior yang tadi dikeluarkan oleh ketua OSIS berada di depan kami. Kami baru menyadari bahwa semua ini merupakan hanya drama kak senior saja. Pada hari itu juga, kami semua sangat-sangat gembira karena ini merupakan penutupan dari MOS tersebut. Masa-masa MOS yang menegangkan membuat Laela takut sekali akan ancaman yang diberikan oleh Ibu BK untuknya. Kemudian, Laela merasa lega sekali, hampir saja dia mengeluarkan air matanya. Tetapi, dia tidak ingin menjadi anak yang mentalnya rendah.
Mulai dari saat itu juga, Laela memiliki mental yang sangat tinggi. Dia mendapatkan banyak sekali prestasi dan penghargaan dari mentalnya tersebut. Dia yang awalnya lemah sekarang menjadi orang yang bermental tinggi sekali.
Biodata Penulis
Nama saya Rindiani Rossalinda, biasanya dipanggil Rossa. Saya lahir pda tanggal 18 Juni 2000 dan berasal dari Pringgasela, sekarang saya tinggal di Selong untuk menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Selong, tepatnya sedang duduk di bangku kelas XI. Sebelumnya saya menempuh pendidikan di SD Negeri 6 Pringgasela, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Pringgasela.
Saya sangat senang menulis dan membaca buku. Segala keluh kesah saya, selalu saya luapkan pada keyboard laptop. Bagi saya menulis adalah hal yang sangat menyenangkan dan membahagiakan. Saya tidak peduli bagaimananapun hasil penulisan saya, yang paling penting saya sudah mencurahkan apa yang mengganjal dalam hati.
Saya selalu mengatakan dalam hati, bahwa segala masalah yang berat bagi saya adalah dengan menjalani masalah atau tugas dengan sesuka hati, jangan menjadi orang yang selalu mengeluh pada masalah tersebut. Karena, dengan mengeluh kepada masalah tersebut malah menjadikan saya menjadi susah untuk menyelesaikan masalah dan bahkan tidak bisa mengerjakan masalah atau tugas sama sekali. Dan saya selalu menemukan jalan keluar dari masalah tersebut dengan cara menjadikan masalah tersebut menjadi seorang teman yang akan selalu membantu saya untuk mencapai masa depan yang akan datang nanti.
Untuk mengenal saya lebih lanjut dan memberikan kritik serta saran seputar karya yang sama buat, yuk add facebook Ocha Rossa, add line rindianirossalinda dan follow WhatApp rindianirossalinda.