Tradisi Bersalaman di Mahad Darul Quran walHadis Almajidiyah Assafiiyah Nahdlatul Wathan

Abduh Sempana
Tradisi Bersalaman di Mahad Darul Quran walHadis Almajidiyah Assafiiyah Nahdlatul Wathan
Oleh: Ahmad Muzanni

Mahad Darul Quran walHadis Almajidiyah Assafiiyah Nahdlatul Wathan Anjani mempunyai tullab dan tholibat yang berlimpah ruah banyak sekali mecapai dari ribuan, mereka berasal dari berbagai daerah, bisa kita   bilang di penjuru nusantara dan ada juga dari luar negri seperti  Malaysia.
Tullab dan tholibat ma’had mempunyai kebiasaan berucap salam dimana-mana, mereka  langsung menjabat  dan mencium  tangan guru-gurun ya, apa lagi tidak bisa di tinggalkan menjabat tangan teman-teman se pesantren.  Kebiasaan ini membuat santri lebih akrab kepada teman-temannya dan lebih ta’zim kepada guru-gurunya.

Ketika pagi hari berangkat  berjalan menuju masjid, tullab dan tollibat ketika bertemu dan berpapasan dengan temannya, hal yang pertama di ucapkan yaitu, mengucapkan salam dan menjabat tangannya,  begitupun sesampai di masjid ma’had ketika selesai sholat mereka menyalami teman-temannya. Keseruan yang lain juga ketika jam pelajaran selesai semua tullab thollibat berebutan untuk menyalami tangan masyaikh-masyaikh ma’had untuk meminta berkah kepada beliau-beliau. Apalagi kalau pengajian umum PBNW dan pengajian majlis hamzanwadi dua ketika hari rabu , kita semua hampir tidak kebagian saking banyak teman-teman kita untuk rebutan bersalaman minta berkah kepada syaikhuna Raden Tuan Guru Bajang. KH. Muhammad Zainuddin Atsani saking banyaknya  jamaah nahdlatul wathan yang ingin bersalam  kepada beliau.

Para  tullab jelas mempunyai banyak tujuan untuk bersalam kepada teman-teman dan guru-gurunya, yang jelas bersalaman merupakan tindakan sunnah dan banyak sekali fadillahnya, sabda beliau sang junjungan dan panutan yaitu ,  Nabi Muhammad  Saw: “Tidaklah ada dua orang muslim yang saling bertemu kemudian saling bersalaman kecuali dosa-dosa keduanya di ampuni Allah sebelum berpisah.” (H.R.abuDawud)

Para sahabat nabi sewaktu beliau  masih sehat juga membiasakan kebiasan-kebiasaan berjabat tangan dengan beliau, dengan berharap mendapatkan berkah beliau yaitu nabi Muhammad Saw. Sebuah riwayat mengatakan: "Diriwayatkan dari sahabat yazid bin aswad bahwa ia solat subuh bersama rasulullah. Setelah  solat para jamaah berebut untuk menyalami nabi ,lalu mereka mengusap kewajah masing-masing. Begitu pun saya, menyalami tangan nabi dan mengusapkan kewajah." (H.R.Bukhari,hadits ke 3360).

Sebuah tawaran nabi yang menggiurkan dan sangat menarik untuk membudayakan bersalam, ini adalah salah satu semangat khusus kenapa di syariatkannya bersalaman, yakni dengan bersalaman kepada sesama, seorang akan merasa lebih dekat . apalagi bersalamannya orang yang berbuat salah, akan mencairkan suasana yang semula sungkan dan beku akan membuat  suasana akrab dan mencair terasa damai.

Harus kita bersyukur bahwa teradisi ini masih kita laksanakan di ma’had darul quran wal hadits nahdlatul wathan anjani. Ketika kita tidak bersalam kerasa ada yang kurang di dalam diri kita masing-masing , bahwa tradisi ini sudah menyatu ketika belajar di ma’had. Tradisi ini harus di sebarkan dan di ajarkan kepada orang-orang atau masyarakat ketika tullab dan tollibat pulang kerumah masing-masing ketika lulus dan tamat di ma’had.

Comments