Resmi Diluncurkan, Akaliris Menjadi Website Forum Menulis Mahasiswa Pertama di Indonesia

Abduh Sempana
akaliris

Kabartumbuhmulia ID: Rersmi Diluncurkan, Akaliris Menjadi Website Forum Menulis Mahasiswa Pertama di Indonesia | Geliat dan aktivitas literasi di Lombok Timur sudah semakin terasa akhir-akhir ini. Berbagai komunitas baca-tulis telah tumbuh meskipun masih bisa dihitung dengan jari. Dan mungkin lebih banyak lagi yang secara otodidak dengan mengasah penanya di dalam kamar (termasuk saya sendiri, tapi penanya gak tajam-tajam). Tulisan-tulisan mereka para penggiat literasi tersebut pun sudah bisa dinikmati, seperti puisi-puisinya Patih Kudus Jaelani, El-Hariry, Kirom Seburat Cahaya, cerpennya Rifat Khan, novelnya Husnul Haetami, atau pun opininya Muhammad Hifni, dll. Lalu saya sendiri? [garuk kepala]

Baca juga: Phina Suwjen: Cerdas, Cantik dan Berbakat

Nah, berbicara soal literasi, beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 2 Mei 2017 di aula Pusda Lotim, saya berkesempatan untuk menghadiri sebuah acara yang membuat saya bisa tersenyum. Mengapa harus tersenyum? Karena akhirnya terjawab sudah apa yang menjadi kegelisahan saya (juga kegelisahannya Hariri, Founder Akaliris). Ternyata di Lombok Timur sudah ada wadah untuk menuangkan kegelisahan para mahasiswa. Ups! Memangnya para mahasiswa itu sekumpulan orang-orang yang gelisah ya?

Tanpa ditanya, Hariri Si Rambut Gondrong penyuka kopi hangat di pagi hari itu pun menjawab. “Akaliris merupakan forum bagi mahasiswa untuk berlatih menulis tentang apa saja kegelisahannya. Tentang dunia kampus dan hal-hal lain di luar kampus bisa dimuat di Akaliris. Bahkan cerita perjalanan (traveling) pun bisa diunggah pada laman tersebut.” Begitu katanya dengan nada khas.

Lepas itu, Hariri juga menegaskan, “Akaliris merupakan website forum menulis untuk para mahasiswa, dan yang pertama di Indonesia.”

Tepuk tangan pun tak bisa terelakkan oleh para audien. Hingga terasa sekali semangat itu. Sungguh terasa. Menembus di relung jiwa. Semoga mimpinya membuat website sekelas kaskus bisa terwujud. Dengan begitu para mahasiswa Indoensia akan terus belajar menulis, menulis, dan menulis.

Sehingga acara yang dikemas sederhana dengan tajuk “Mengembangkan Literasi di Era Digital: Tantangan dan Peluang” tersebut cukup membuat angin segar di ranah literasi Lombok Timur.

Sementara itu Fatih Kudus Jaelani, penyair Lombok Timur yang juga ketua Komunitas Rabu Langit mendukung penuh berdirinya Akaliris. Rupanya beliau juga bisa tersenyum dengan hadirnya Akaliris. Mungkinkah selama ini beliau juga gelisah?

Karena itu Fatih mengatakan bahwa Akaliris adalah jawaban yang tepat untuk para mahasiswa atau bakal calon penulis masa kini. Karena bersama Akaliris mereka bisa langsung belajar menulis dan menghimpun karya mereka di jagat maya, sekaligus bertukar pikiran dengan penulis lainnya di seluruh Indonesia. Mudah-mudahan.

Baca: Kumpulan Cerpen Karya Siswa-Siswi MTs NW Boro'Tumbuh

Beberapa saat Fatih sempat mengenang bagaimana susahnya menyebarluaskan sepotong karyanya pada zaman sebelum sekarang ini. Di mana jika ingin tulisan dibaca oleh orang maka para penulis harus membuat rubrik di majalah dinding. Dengan menempel kertas-kertas dengan perekat kanji, terdengar lucu sekali. Berbeda dengan zaman sekarang. Betapa mudahnya mempromosikan sebuah karya. Media sosial, blog, email, sudah siap mengantarkan karya kita di depan hidung pembaca. Kira-kira begitu ketusnya.

Pada kesempatan yang sama, sebenarnya ada juga yang lebih menarik yang disampaikan oleh pemateri lain, Hamzani Wathoni, M .Ed, dosen Universitas Hamzamwadi, dan juga Agus Khairi selaku pimred Akaliris. Tapi, cukuplah sampai di sini dulu.

Dan yang terpenting, Anda mahasiswa? Akaliris, dong!
Comments