Tidak Basah Diguyur Hujan | Keramat Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid
Salah satu kekeramatan Almafurullah Bapak Maulansyeikh yaitu tidak basah diguyur hujan. Kisah kekeramatan tersebut diceritakan oleh TGH Abdul Hayyi Nu’man dalam buku kumpulan keramat Maulansyeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid “Orang Maroko Itu Sembuh di Lombok”
Lihat juga: Keramat Almagfurullah Maulansyeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Menjadi Imam di Alam Gaib
Inilah kisah tentang kekeramatan Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh yang tidak basah diguyur hujan.
Pada suatu hari datanglah berkunjung kepada Maulanasyeikh seorang murid dari Kembang Kerang Lombok Timur. Sang murid pun menyampaikan maksud kedatangannya seraya berkata: “Saya sudah bernazar kalau dikaruniai anak laki-laki, saya akan mencukurnya di maqam Datok Badar di depan mimbar masjid Pancor. Alhamdulillah, kini anak laki-laki saya telah lahir. Untuk itu, saya mohon kesediaan Maulanasyeikh untuk mencukur anak saya itu.”
Tanpa berpikir panjang Maulanasyeikh pun langsung menjawab, “Ya, Mari kita berangkat.”
“Tetapi hujan mulai turun, Syeikh.” Kata sang murid.
“Mengapa engkau takut pada hujan. Mari kita berangkat!”. Tegas Maulanasyeikh.
Lalu berangkatlah Almagfurullah Bapak Maulansyeikh diiringi oleh sang murid. Mereka berjalan kaki tanpa membawa payung.
Begitu sampai di perempatan Jalan Pancor, turunlah hujan yang sangat lebat, bagaikan air bah yang tumpah dari langit. Saat itu, tampaklah kekeramatan Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh sebagai waliyullah. Mulanasyeikh bersama sang murid tidak basah sedikit pun meskipun diguyur hujan yang sangat lebat.
Sang murid yang dikisahkan ini adalah H. Zainuddin. Sedangkan bayinya yang dicukur itu kini dikenal dengan nama TGH. Ruslan Zain An-Nahdli, yaitu Amid Ma’had Darul Quran wal-Hadi Al-Majidiyyah Asy-Sfi’iyyah NW Anjani Lombo Timur. Beliau juga alumni Madrasah Shaulatiyyah Makkah.
(sumber foto: nw.or.id)
Lihat juga: Keramat Almagfurullah Maulansyeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Menjadi Imam di Alam Gaib
Inilah kisah tentang kekeramatan Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh yang tidak basah diguyur hujan.
Pada suatu hari datanglah berkunjung kepada Maulanasyeikh seorang murid dari Kembang Kerang Lombok Timur. Sang murid pun menyampaikan maksud kedatangannya seraya berkata: “Saya sudah bernazar kalau dikaruniai anak laki-laki, saya akan mencukurnya di maqam Datok Badar di depan mimbar masjid Pancor. Alhamdulillah, kini anak laki-laki saya telah lahir. Untuk itu, saya mohon kesediaan Maulanasyeikh untuk mencukur anak saya itu.”
Tanpa berpikir panjang Maulanasyeikh pun langsung menjawab, “Ya, Mari kita berangkat.”
“Tetapi hujan mulai turun, Syeikh.” Kata sang murid.
“Mengapa engkau takut pada hujan. Mari kita berangkat!”. Tegas Maulanasyeikh.
Lalu berangkatlah Almagfurullah Bapak Maulansyeikh diiringi oleh sang murid. Mereka berjalan kaki tanpa membawa payung.
Begitu sampai di perempatan Jalan Pancor, turunlah hujan yang sangat lebat, bagaikan air bah yang tumpah dari langit. Saat itu, tampaklah kekeramatan Almagfurullah Bapak Maulanasyeikh sebagai waliyullah. Mulanasyeikh bersama sang murid tidak basah sedikit pun meskipun diguyur hujan yang sangat lebat.
Sang murid yang dikisahkan ini adalah H. Zainuddin. Sedangkan bayinya yang dicukur itu kini dikenal dengan nama TGH. Ruslan Zain An-Nahdli, yaitu Amid Ma’had Darul Quran wal-Hadi Al-Majidiyyah Asy-Sfi’iyyah NW Anjani Lombo Timur. Beliau juga alumni Madrasah Shaulatiyyah Makkah.
(sumber foto: nw.or.id)