Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Abduh Sempana
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PENELITIAN

Penggunaan Strategi  Jigsaw Untuk Memahami teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman percobaan baik melalui lisan maupun tulisan Siswa kelas IX-a MTs. NW Boro’Tumbuh

B. BIDANG KAJIAN

Desain dan Strategi Pembelajaran

C. PENADULUAN

Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.

Dalam upaya mencapai tujuan Nasional  seperti yang diharapkan di atas, Kementerian Agama menetapkan kebijakan untuk menyempurnakan Kurikulum 13 atau dikenal dengan Kurikulum Kurikulum 2013 ( K13 ).

Madrasah Tsanawiyah (MTs) sejak tahun 2014/2015 telah menerapkan Kurikulum 2013 ( K13 ). Sesuai dengan tujuan kurikulum K13 itu, maka sekolah dan guru harus mengembangkan kurikulum tersebut agar apa yang diinginkannya dapat dicapai dengan cara yang efektif dan efisien. Salah satunya komponen pengembangan kurikulum yang sangaat penting adalah penetapan Strategi pengajaran yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan tujuan pembelajaran pada masing-masing bidang studi.

Strategi pembelajaran dirasakan sangart sesuai dengan K13 untuk bidang studi bahaasa Indonesia adalah Strategi Pembelajaran dengan sistem kebersamaan ( Cooperativ Learning). Dalam penerapannya dapat digunakan metode pengajaran yang bervariatif tetapi harus tetap dengan cara saling membagi tugas dan hasil untuk kepentingan bersama. Metode tersebut adalah metode diskusi Jigsaw. Pembelajaran tidak hanya dibutuhkan strategi tetapi juga diperlukan media pengajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini penulis melakukan aksi penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran dengan menerapkan Strategi Pembelajaran dengan sistem Kebersamaan dengan metode diskusi JIGSAW .

Jadi,  tugas seorang guru  adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya agar mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Guru harus menguasai strategi atau berbagai kemampuan mengajar. Salah satu bagian dari pengembangan JIGSAW diantaranya adalah mengembangkan diri secara professional.

Dalam  Undang-undang Dasar 45 tentang sistem pendidikan Nasional pada pasal 4 menegaskan bahwa pendidiakan Nasional bertujuan mencerdaskan  kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa  kepada  Tuhan Yang Mahaesa dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatann jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Selain hal tersebut, dalam PP no. 28 tahun 1990 pasal 3 disebutkan “pendidikan dasar bertujuan untukl memmebrikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkan
Guru sebagai salah satu komponen penting sekolah harus memiliki kemampuan profesional yang memadai agar mampu mencapai tujuan pendidikan Nasional. Guru tidak mungkin berarti apa-apa tanpa kehadiran peserta didik (siswa), karena objek utama  pengembangan adalah siswa, terutama sekali kemampuan profesional, keluasan  dan kedalaman wawasan yang digunakan sebagai landasan dalam mengambil keputusan. Guru harus kaya dengan inovasi kreatif dalam memilih strategi (metode) pembelajaran yang digunakan. Laporan perbaikan salah satu hal yang membantu dalam usaha meningkatkan kemampuan guru melakukan penelitian tindakan kelas.

Berangakat dari komponen-komponen yang dijabarkan di atas,  maka salah satu yang menjadi persoalan dalam penelitian  tindakan kelas ini adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sangat penting di dalam mempersiapkan murid untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari pembelajaran kedua mata pelajaran  tersebut menunjukkan tingkat penguasaan siswa yang sangat rendah. Hal tersebut terbukti dari nilai siswa setelah beberapa kali diadakan ulangan (evaluasi).

Terhadap kenyataan tersebut di atas, tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja (terus menerus). Dalam hal ini, guru sebagai tenaga pengajar harus bertanggung jawab di dalam mengartarkan peserta didik agar mampu menguasai materi pelajaran serta keterampilan yang mendukung materi pelajaran tersebut. Salah satu di antara  metode peningkatan tersebut, tentunya harus dikembalikan kepada tugas seorang guru yaitu melalui penelitian tindakan kelas.

Memperbaiki pembelajaran terutama pembelajaran Bahasa Indonesia di MTs. NW Boro’Tumbuh merupakan tujuan utama dari penelitian tindakan kelas ini.

Berdasarkan uraian dan temuan peneliti (guru) mata pelajaran Bahasa Indonesia seperti yang disebutkan di atas, dapat dipetakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru adalah sebagai berikut :
  1. Siswa MTs. NW Boro’Tumbuh kurang bergairah dalam pembelajaran/ kurang memperhatikan guru yang sedang menerangkan;
  2. Penanda utama kekuranggairahan siswa tersebut dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah rendahnya partisipasi dan inisiatif siswa selama proses pembelajaran berlangsung;
  3. Kurangnya keberanian mengemukakan pendapat (mengancungkan tangan) termasuk tidak berani tampil di depan kelas;
  4. Guru  belum maksimal menggunakan media dan strategi pembelajaran yang bervariasi; dan
  5. Guru membutuhkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kegairahan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Jika dicermati secara seksama, akar permasalahan di atas adalah kurangnya kemampuan menguasai materi Bahasa Indonesia termasuk kurangnya keberanian siswa untuk tampil di muka kelas. Karena itu, masalah utama yang perlu segera dicarikan pemecahannya adalah bagaimana meningkatkan Prestasi berbicara oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia agar terjadi interaksi positif dalam pembelajaran, yang sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik menggunakan strategi (diskusi) JIGSAW  dan metode eksprimen.

D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian meta masalah pada bagian pendahuluan di atas, dapat dirumuskan masalah utama yang akan dikaji melalui penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

(1) bagaimana meningkatkan Prestasi berbicara oleh siswa Kelas IX-A Semester I MTs. NW Boro’Tumbuh pada mata Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi JIGSAW?; dan

(2) bagaimana meningkatkan pemahaman siswa Kelas IX-A Semester I MTs. NW Boro’Tumbuh pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi (metode)  eksprimen?

2. Pemecahan Masalah
Untuk mencapai hasil yang memuaskan, guru harus mengelola kegiatan pengajaran Bahasa Indonesia masing-masing melalui penggunaan strategi JIGSAW dan metode   eksprimen dengan sebaik-baiknya. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengelola kegiatan tersebut adalah  sebagai berikut.

1)Persiapan
Pertama kali guru harus membentuk kelompok-kelompok siswa. Jumlah anggata dalam tiap-tiap kelompok antara 5 – 6 oarang. Selanjutnya setiap kelompok  bertanggung jawab untuk mempelajari bahan tertentu yang sudah diberikan.

2)Prestasi Belajar-Mengajar
a. Kelompok-kelompok siswa disiapkan dan diatur tempat duduknya agar suasana menjadi menarik.
b. Setelah kelompok diatur, guru memberikan deskripsi materi baik mata Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kegiatan ini dapat diulangi kembali untuk meningkatkan antusaisme  siswa  untuk menciptakan suasana belajar.  Kelompok yang sudah menyelesaikan diskusinya berdasarkan waktu yang disepakati diberikan penghargaan di hadapan semua kelompok. Dalam Prestasi ini guru memiliki peranan yang sangat penting. Sebelum guru memberikan tugas kepada siswa, ia harus memahami dan dapat menjelaskan materi agar apa yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.

Jadi berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut : melalui penggunaan strategi JIGSAW dan metode   eksprimen dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, kemampuan siswa serta Prestasinya akan dapat ditingkatkan.

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk  meningkatkan Prestasi berbicara oleh siswa pada mata Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi JIGSAW; dan (2) untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi (metode)  eksprimen.

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah sebagai berikut :
Bagi   Siswa :
  1. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menggunakan  strategi Diskusi;
  2. Meningkatkan keberanian untuk tampil di muka kelas;
  3. Meningkatkan kreativitas berpikir dan bernalar siswa;
  4. Meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia; dan
  5. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pembelajaran  Bahasa Indonesia.
Bagi guru :
  1. Tersusunnya prosedur pembelajaran Bahasa Indonesia yang benar-¬benar dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa serta meningkatkan keberaniannya tampil di depan kelas;
  2. Tersusunnya topik-topik. pembelajaran Bahasa Indonesia  yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang menarik, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta yang menantang kreativitas berpikir siswa.
Bagi Sekolah :
  1. Akan meningkatkan kualitas lulusan;
  2. Meningkatkan kredibilitas sekolah yang bersangkutan; dan
  3. Meningkatkan grade sekolah.
G. KAJIAN PUSTAKA
a. Pengertian Strategi
 Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, menggena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut dengan metode mengajar.

Untuk memenuhi salah satu kompetensi guru dalam  sistem instruksional yang modern, maka perlu diuraikann masing-masing teknik penyajian secara mendalam dan terinci. Untuk mendalami tentang teknik penyajian pelajaran, maka perlu dijelaskan arti teknik penyajian tersebut.

Strategi penyajian pembelajaran adalah suatu teknik pengetahuan  tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain adalah sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajika bahan pelajaran kepada siswa di dala kelas, afgar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunaka oleh siswa dengan baik. Di dalam kenytaa casra atau metode merngajar atau teknik penyajian yang digunakan guru  untuk menyampaikann informasi atau massage lisan kepada siswa dalam menguasai pengetahuann, keterampilann serta sikap. Metode yang digunakan untuk memecahkan suatu masaalah yang dihadapi ataupun untuk mernjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yanh digunakan untuk tujuann agar isswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.

Rumusan instruksiona yang dibat oleh guru tidak selalu hanya satu tujuann, kadang-kadang banyak atau mungkin bahkan beberapa tujua. Untuk encapai hal tersebut, maka guru memkerlukan beberapa teknikk penyajian pula yang digunakan agar ada yang bervariasi. Dalam mencapai tujuan teknik penyajian dipandangs eabagai suatu alat atau sebagai suatu cara yang harus digunakan oleh guru agar rtujuan dari pelajaran itu tercapai. Sudahn sewajarnya pula bila setiap teknik mengajar hanya dapat digunakan di dalam situasi dan tujuan teertentu, kalau situasi dan tujuan berubahh, maka cara mengajarnya juga harus ain. Karena itu, seorang guru atau instruktur harus menguasai beberapa macamteknik  penyajian dengan baik, sehingga ia mampu memilihh teknik yang paling efektif untuk mencapai suatu tujuan tersebut, tanpa terasa mengubah situasi pengajaran.

b. Teknik Diskusi Jigsaw
Teknik diskusi adalah teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara  dua orang atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

Aplikasi dari teknik diskusi ini adalah sebagai berikut.
a. kelas dibagai  dalam beberpa kelompok
b. dapat memertinggi partisipasi siswa secara individual
c. dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan dan kesatuan,
d. rasa sosial mereka dapat dikembangkan, karena saling membantu dalam memecahkan soal, mendorong rasa kesatuan,
e. memberi kemungkina untuk saling mengemukakan pendapat.
(Roestiyah, 2001 : 5-6).

Berangkat dari beberapa hal di atas, dengan teknik diskuai siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Mungkin ada perbedaan segi pandangan, sehingga memberi jawaban yang berbeda. Hal tersebut tidak menjadi soal, asal pandangan tersebut logis dan mendekati kebenaran. Jadi, siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri.

Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian, siswa melatih sendiri secara  lisan tentang suatu masalah bersama. Diskusi pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah.

 Mulai diberlakukannya K13 dalam dunia pendidikan memungkinka masuknya teknik pelajaran diskusi JIKSAW. Saleh (1996 : 79) menjelaskan di dalam pembelajaran baik diperguruan tinggi, sekolah menengah atas, sekolah menegah pertama, dan sekolah dasar, maka bentukan yang berwujud diskusi (JIKSAW) itu sangat menyokong pembelajaran bermacam-macam kepandaian dan pengetahuan, misalnya, bahasa, IPA, dan Bahasa Indonesia, menghilangkan rasa malu, dan menggembiraka karena bersifat diskusi. Bentukan pembelajaran dengan menggunakan teknik diskusi JIKSAW ini merupakann salah satu cara yang hidup dalam alam kehidupan kurikilum K13. Hal-hal inilah yang akan menjadi salah satu teknik yang akan meningkatkan interaksi dan kreativitas berpikir murid (anak didik).

Dengan demikian, teknik ini sangat sinkron dengan tujuan pembelajaran materi bahasa Indonesia, yakni akan menghasilkan peserta didik (murid) yang mahir menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tulis (terutama lisan). Penguasaan bahasa akan lebih menuntut kreativitas  dalam berbahasa baik lisan maupun bahasa tulis.

Langkah-Langkah Membentuk Kelompok-Kelompok Diskusi
1. Bagaimana siswa kedalam kelompok, masing-masing terdiri atas 4-5  anggota.  Membuat tim menjadi  5 anggota hanya  jika jumlah siswa tidak dapat dibagi menjadi 4 anggota. Untuk menempatkan siswa kedalam kelompok, urutkan mereka dari atas  sampai kebawah berdasarkan  kinerja akademik tertentu dan bagilah daftar siswa dari tiap penempatan itu berimbang menurut jenis kelamin  dan asal suku.
2. Buatlah lembar kerja siswa (LKS) untuk pelajaran yang direncanakan untuk diberikan selama belajar menulis  karangan narasi.
3. Mintalah anggota tim bekerja sama mengatur bangku mereka. Anjurkan agar siswa pada tiap tim bekerja sama. Setiap anggota kelompok  hendaknya saling mengecek pekerjaan diantara sesama teman dalam satu kelompok. Beri  penekanan  kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai  mereka yakin seluruh anggota tim benar-benar sudah selesai menulis karangan narasi. Apabila siswa memiliki pertanyaan mintalah mereka mengajukan  pertanyaan itu kepada teman  satu timnya sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru.
4. Pada saat siswa sedang bekerja  dalam tim, guru berkeliling di dalam kelas untuk memberikan pujian kepada tim yang bekerja baik, dan secara bergantian, duduklah bersama tiap-tiap tim untuk memperhatikan bagaimana anggota-anggota tim itu bekerja.

Berdasarkan beberapa konsep di atas, maka metode pembelajaran diskusi adalah suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama pada setiap kelompok-kelompok belajar.

                                              Tabel 2.1
                    Langkah-langkah Membentuk Kelompok Diskusi

Langkah 1 : Awal pembelajaran dalam pembagian kelompok Siswa membentuk kelompok, masing-masing terdiri 4-5 anak dalam satu kelompok berdasarkan yang sudah ditentukan
Langkah  2 : Guru membagikan LKS. Masing-masing kelompok/individu mendapat LKS yang akan dikerjakan.
Langkah 3 : Memberikan keterangan untuk saling bekerja sama dan saling bertanya Setiap anggota kelompok saling mengecek pekerjaan diantara sesama teman dalam satu kelompok, tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai mereka yakin seluruh anggota tim benar-benar sudah selesai dan bertanya kepada kelompok.
Langkah 4 : Memberi dorongan dan pujian. Pada saat siswa sedang bekerja dalam tim guru berkeliling sambil memperhatikan bagaimana anggota tim itu bekerja

c. Teknik Eksprimen
Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuatu memerlukan eksprimentasi. Begitu juga dalam cara : baik mengajar,  dalam evaluasi, tidak ketinggalan juga adalah dalam tarap penelitian. Yang dimaksud dengan eksprimen dalam tulisan ini berangkat dari pendapat  Roetiyah (2001 : 80) menyatakan suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih daam cara berpikir yang ilmiah. Dengan eksprimenn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipealajarinya.

Dalam pelakaan teknik eksprimen itu efesien dan efektif, perlu peneliti memperhatikan hal-hal sebagai berikut..
  • Dalam eksprimen setiap siswa harus mengadakan percobaann, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaann harus cukup bagi setiap siswa.
  • Agar eksprimen iyu tidak gagal dan siswa menemuka bukti yang meyakinkan, atau mungkin  hasilnya tidak membawa apa-apa (membehayakan), maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
  • Siswa dalam eksprimen adaah seasng belajar dan berlatihh, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, seba mereka di sampingg memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek eksprimen.
Deskripsi di atas sangat sinkron dengan permasalah yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yakni menghasilkan peserta didik (murid) mahir dalam menghadapi suatu teknik percobaan (teknik). Karena teknik eksprimen akan lebih menuntut  kreativitas percobaan dengan sangat teliti dan berhati-hati.
Comments